REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kata GURU berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua suku kata GU dan RU. Guru berarti Gelap atau Kegelapan, RU berarti Menghancurkan atau Memerangi. “Dengan demikian, GURU bermakna “Penghancur atau Pemerang Kegelapan”,” kata Deni Hadiana, salah seorang tokoh pendiri Indonesia Bermutu (IB) saat rapat rutin IB di Bandung, beberapa waktu lalu.
Deni menambahkan, semakin “gelap” suasana di sekitarnya, sinarnya makin terang dan makin bermakna, sekecil apapun sinar yang dipancarkan. Ia akan segera berpindah ke tempat yang lebih gelap ketika suasana di sekitarnya berhasil ia terangi.
Ia menyadari jika tetap berada di suasana yang sudah terang, maka sinar yang dipancarkan akan kehilangan makna. Itulah, kata Deni, guru sejati! “Mereka telah berjasa dan tidak ada istilah terlambat untuk sejenak mengingat jasa sangat besar mereka bagi kita,” ujar Deni.
Beberapa tahun yang lalu, kata Deni, masih terngiang di telinga, masih tak luput di mata dengan susah payah mereka menuturkan A, A, B, B, C, C, 11111, 22222, 33333 dan dengan penuh keluguan. Para muridnyapun mengikutinya tanpa pernah tahu untuk apa ABC, 123.
Waktupun berlalu. “Berbekal ABC dan 123 dulu, kini kita telah mampu menuliskan skripsi, tesis, dan desertasi, artikel ilmiah, opini di koran, novel laris, buku laris,” ungkap Deni.
Bahkan berbekal ABC da 123 itu lahir berbagai regulasi untuk mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara, ahli statistik, pakar matematika, hingga penemu berbagai teori angka. “ABC 123 telah menjadikan kita tokoh terkenal, pengusaha kaya raya, artis ternama, berkeliling dunia”, papar Deni Hadiana.