Senin 07 Sep 2015 08:21 WIB

Indonesia Bermutu Gelar Lomba Menulis untuk Guru

Para pengurus Indonesia Bermutu tengah berdiskusi membahas gagasan-gagasan bermutu di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (5/9).
Foto: Dok IB
Para pengurus Indonesia Bermutu tengah berdiskusi membahas gagasan-gagasan bermutu di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia Bermutu menggelar lomba menulis untuk guru. Lomba tersebut  diangkat dari pengalaman nyata (true story). Adapun temanya adalah “Guru Bermutu Menginspirasi Sepanjang Waktu”.

Penanggung jawab lomba menulis untuk guru Akhmad Supriyatna mengungkapkan lomba tersebut merupakan ajang bagi para guru untuk menulis dengan bahan yang paling mudah, yakni pengalaman sendiri.

“Pengalaman nyata para guru merupakan salah satu bahan evaluasi yang berharga untuk menilai keberhasilan kinerja guru. Maka akan sangat berharga jika karya-karya tersebut dikumpulkan  sehingga bisa menjadi inspirasi bagi yang lain dan penguat tekad bagi yang bersangkutan,” ujar Akhmad Supriyatna di Jakarta, Senin (7/9).

Akhmad Supriyatna menambahkan, gagasan mengadakan lomba menulis untuk guru itu muncul pada diskusi rutin yang digelar di Bandung, Sabtu (5/9).

Hadir dalam rapat itu Tim Kreatif dan Inspiratif lomba, yaitu  Ghulam Hamdu dari UPI Bandung, praktisi pendidikan Novianto Agung,  pakar statistic dari Unpad Heri Kuriniawan, Taufik AB, Aos Wiharjono, dan Maulia Depriya yang baru saja menyelesaikan doktor di bidang Pendidikan Nilai.

Lomba menulis untuk guru itu didukung oleh Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta Afrizal Sinaro.   “Ide ini sangat menarik,” kata  Ketua Ikapi DKI Jakarta Afrizal Sinaro.

Pertama, kata Afrizal, lomba menulis  ini akan memberikan motivasi bagi guru yang punya pengalaman istimewa atau khusus untuk dapat berbagi dengan guru-guru yang lain sebagi inspirasi.

Kedua, lomba menulis ini  akan merangsang guru untuk memulai menulis buku dan dapat diterbitkan sebagai bahan bacaan bagi murid-murid maupun masyarakat. “Ketiga, menunjang program pemerintah dalam hal meningkatkan budaya membaca dan menulis yang seharusnya memang diawali dari guru,” papar Afrizal Sinaro.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement