Jumat 18 Sep 2015 11:51 WIB

Perpustakaan Seharusnya Dikonsep Menjadi Rumah untuk Belajar

Rep: c 13/ Red: Indah Wulandari
Wahana Ramah Anak-Anak. Anak-anak membaca koleksi buku di Perpustakaan Daerah DKI Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Rabu (8/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Wahana Ramah Anak-Anak. Anak-anak membaca koleksi buku di Perpustakaan Daerah DKI Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Rabu (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Konsep menjadikan perpustakaan sebagai Rumah Belajar, nampaknya belum diserap secara utuh oleh pelajar dan mahasiswa.

"Selama ini murid sekolah dan mahasiswa belum menjadikan perpustakaan sebagai 'rumah' untuk belajar," ujar Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minta Baca, Perpustakaan Nasionaĺ (Perpusnas) Syarif Bando, Jumat (18/9).

Padahal, lanjut dia, di perpustakaan tersedia berbagai buku untuk meningkatkan pengetahuan. Hal ini jelas mendatangkan manfaat besar bagi mereka.

Selain sebagai rumah untuk belajar, Syarid berpendapat, perpustakaan juga bisa menjadi

tempat bagi orang yang putus sekolah. Dengan demikian, mereka masih tetap bisa mendapatkan ilmu pengetahuan.

Menurut Syarif, sejauh ini banyak pihak menilai perpustakaan merupakan penunjang pendidikan. Padahal, ujarnya, perpustakaan itu seharusnya dianggap sebagai jantung pendidikan.

Syarif juga menjelaskan adanya perbedaan makna antara perpustakaan dan pendidikan formal semisal sekolah. Pendidikan formal, kata dia, terdapat sejumlah batasan, seperti usia. Selain itu, ilmunya juga bersifat umum atau universal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement