REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- British Council, Organisasi internasional asal Inggris yang bergerak di bidang pendidikan mendorong riset kolaboratif antara universitas dan sektor industri Indonesia. Melalui program Newton Fund, British Council bersama dengan Rolls-Royce dan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi akan memberikan kesempatan kepada delapan akademisi dan dua perwakilan dari Kementrian Riset, untuk mengikuti program pembelajaran di Ashridge Business School di Ashridge, Inggris.
Newton Fund merupakan dana sebesar 375 juta poundsterling dari pemerintah Inggris yang mendorong kemitraan di ilmu pengetahuan dan inovasi dalam rangka pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang menjadi mitra pemerintah Inggris. Program ini akan berlangsung 21 September hingga 3 Oktober 2015.
“Program ini akan menjadi landasan yang kuat bagi para akademisi yang memiliki peran penting dalam sektor pendidikan tinggi di Indonesia dan perkembangan Pendidikan Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika. Hal ini juga merupakan wujud dari kolaborasi bersama antara British Council dan Rolls-Royce selama hampir dua dekade mendukung upaya Indonesia untuk memperluas kesempatan pendidikan tinggi bagi masyarakatnya,” kata Direktur British Council Indonesia, Sally Goggin.
Goggin memaparkan Inggris Raya memiliki beberapa kolaborasi yang sukses antara institusi pendidikan tinggi dan sektor industri yang mulai mengarah ke komersialisasi, seperti misalnya University of Warwick Manufacturing Group, University of Huddersfield Buckley Innovation Centre, serta Coventry University’s Technology Park. Bahkan Universitas Warwick sendiri sempat berkolaborasi dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dalam mengembangkan mobil listrik.
“Kami berharap kolaborasi bersama antara pemerintah, sektor swasta dan publik, serta institusi pendidikan tinggi akan membuka kesempatan internasional dalam membangun sumber daya manusia berdaya saing tinggi guna menunjang pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial,” kata dia.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini terdiri atas delapan peserta terpilih yang mewakili empat universitas negeri di Indonesia yang memiliki jaringan riset yang luas seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Gadjah Mada (UGM), serta dua orang perwaklan dari Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang bertanggung jawab pada pengembangan kapasitas bidang studi Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika di pendidikan tinggi di Indonesia.