REPUBLIKA.CO.ID,Mereka itulah ulama sejati, ulama rabbani, dan ulama akhirat (dalam istilah Imam al-Ghazali). “Para ulama semacam ini bukan hanya ideal, akan tetapi ‘real’. Bukan hanya seharusnya, akan tetapi sudah ada faktanya,” papar Syamsuddin.
Syamsuddin menyebut contoh, Imam Ahmad ibn Hanbal yang mempertahankan kebenaran meskipun harus mendekam di penjara, diteror dan disiksa oleh agen pemerintah di Baghdad. Begitu pula Ibn Taymiyyah yang ikut dalam pertempuran menghadang invasi tentara Tatar di Mesir.
Juga Syekh Yusuf al-Makassari yang angkat senjata memimpin perang melawan pasukan militer Belanda di Banten. “Dan masih banyak lagi yang ikhlas memperjuangkan agama Allah dengan semboyan “Bondo, bahu, pikir, nek perlu sak nyawane pisan”,” tutur Syamsuddin Arif.