REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Samakah intelektual dengan ulama? Menurut Dr Syamsuddin Arif MA, tidak sama antara intelektual dan ulama.
Ia menegaskan hal tersebut saat menyampaikan orasi ilmiah “Intelektual dan Ulama: Telaah Konseptual Historis Komparatif” pada wisuda Angkatan V dan pelantikan santri baru Angkatan VI Lembaga Pendidikan Insani (LPI) Yogyakarta, di Auditorium Fakultas Teknik UGM Yogyakarta, Sabtu (19/9).
Syamsuddin menyebutkan beberapa ciri intelektual (di Eropa) yang membedakan dengan sebutan ulama dalam konteks Islam.
Pertama, kata Syamsuddin, intelektual tersebut berbeda dengan ulama, jika ‘intelektual’ di Eropa adalah sebutan bagi mereka yang tidak mau setia atau terikat kecuali pada pemikirannya sendiri (bahkan tidak kepada bangsa, negara, dan agamanya sekalipun –sehingga berarti juga tidak nasionalis, tidak patriotis dan tidak religius).