Ahad 27 Sep 2015 09:12 WIB

Guru Harus Jadi Teladan

suasana diskusi rutin indonesia bermutu demi meningkatkan pendidikan bermutu
Foto: dok. indonesia bermutu
suasana diskusi rutin indonesia bermutu demi meningkatkan pendidikan bermutu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Misbah Fikrieanto, peneliti Indonesia Bermutu menyoroti tentang pembinaan karir guru yang hanya diukur dari masa kerja dan jumlah jam mengajar, bukan dari kinerjanya.

“Selama ini prestasi guru hanya dilihat dari ketercapaian jumlah jam mengajar, hasil penilaian (skor) yang diperoleh siswa, dan  peningkatan karier dari golongan pangkat,'' ungkap Misbah dalam diskusi rutin Indonesia Bermutu di Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (25/9).

Menurut Misbah, pemerintah perlu menggandeng berbagai pihak profesional untuk mengembangkan sistem pembinaan guru. ''Kinerja guru harus dilihat dari aktifitas keseharian dalam melayani peserta didiknya,'' jelas Misbah.

Misbah justru menekankan, seberapa ampuh kehadiran guru dalam mengatasi sejumlah persoalan yang dihadapi siswa.

''Seorang guru tidak cukup bila hanya memiliki empat kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional), harus ditambah dengan tanggung jawab penuh membangun karakter dengan menjadi suri tauladan bagi siswa dan masyarakat,'' ujarnya menjelaskan.

Dalam pandangan Misbah, sekali guru, ia tetap guru di mana-mana, di sekolah, di rumah, di pasar, atau di mana saja. ''Alangkah naifnya jika guru berbuat yang tidak baik, sekalipun itu dilakukan di luar sekolah,” ungkap Misbah mengingatkan.

Terkait dengan pengangkatan guru honorer, Misbah menegaskan, pemerintah harus berhati-hati dan perlu menggunakan merit system dalam rekruitmen, sebagaimana yang dilakukan pada aparat struktural.

Efi Afrizal Sinaro, ketua IKAPI DKI Jakarta dan Pengurus Indonesia Bermutu mengatakan, Indonesia bermutu ibarat setes air di tengah padang pasir yang tandus.

''Kehadiranya dirindukan dan dinantikan, tidak hanya masyarakat di dunia pendidikan, IB diharapkan dapat menjadi barometer bagi gubernur bermutu, walikota bermutu, pengusaha bermutu, dan tentunya semua itu berawal dari pendidikan yang bermutu,'' ujarnya.

Untuk itu, IB tidak sekadar berteori dan mengawang-awang, masyarakat membutuhkan tindakan konkrit yang dapat dijadikan acuan di depan anak-anak, baik di kelas maupun di masyarakat.

“Hampir 20 tahun lebih bergaul dengan guru, saya yakin dunia pendidikan sangat membutuhkan karya-karya bermutu dari IB, untuk itu perlu kerja secara sistematis, terencana, dan terukur, bukan loncat-loncat.'' 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement