REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Indonesia Bermutu Misbah Fikrieanto menyoroti tentang pembinaan karir guru yang hanya diukur dari masa kerja dan jumlah jam mengajar, bukan dari kinerjanya. Selama ini, kata dia, prestasi guru hanya dilihat dari ketercapaian jumlah jam mengajar, hasil penilaian (skor) yang diperoleh siswa, dan peningkatan karier dari golongan pangkat.
“Pemerintah perlu menggandeng berbagai pihak profesional untuk mengembangkan sistem pembinaan guru,” ujar Misbah pada diskusi rutin Indonesia Bermutu (IB) di Rawamangun Jakarta, Jumat (25/9). Diskusi dihadiri oleh pengurus dan peneliti IB, antara lain Awaluddin Tjalla, Deni Hadiana, Burhanuddin Tola, Efi Afrizal Sinaro, Zulfikri Anas, dan Muhammad Nur.
Misbah menambahkan, kinerja guru harus dilihat aktivitas keseharian dalam melayani peserta didiknya, seberapa ampuh (efficacy) kehadiran guru dalam mengatasi sejumlah persoalan yang dihadapi siswa. “Seorang guru tidak cukup bila hanya memiliki empat kompetensi , yakni pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional,” tegas Misbah.
Menurut Misbah, selain empat kompetensi tersebut, guru juga harus dilengkapi dengan tanggung jawab penuh membangun karakter dengan menjadi suri teladan bagi siswa dan masyarakat.
“Sekali guru ia tetap guru di mana-mana, di sekolah, di rumah, di pasar, atau di mana saja. Alangkah naifnya jikaguru berbuat yang tidak baik, sekalipun itu dilakukan di luar sekolah,” papar Misbah Fikrieanto.