Selasa 29 Sep 2015 08:53 WIB

Kurban Dikaitkan Mata Pelajaran PAI dan Sosiologi (2-habis)

Para siswa SMA Bosowa Bina Insani Bogor terlibat dalam pemotongan hewan kurban dan penyaluran daging hewan kurban kepada masyarakat.
Foto: Irwan Kelana/Republika
Para siswa SMA Bosowa Bina Insani Bogor terlibat dalam pemotongan hewan kurban dan penyaluran daging hewan kurban kepada masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – SMA Bosowa Bina Insani menjadikan momentum Idul Adha untuk memperkuat pembelajaran di kelas. “Kegiatan pemotongan hewan kurban dari awal sampai akhir kami kaitkan dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Sosiologi terutama menyangkut kepedulian sosial,” kata Kepala SMA Bosowa Bina Insani Dedi Supriyadi di Bogor, Jawa Barat, Senin (28/9).

Dedi menjelaskan, pemotongan hewan kurban tersebut dilaksanakandi halaman SMA Bosowa Bina Insani Bogor, Jumat (25/9) pagi. Kemudian daging kurban tersebut disalurkan kepada masyarat di Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.

“Terkait pemotongan dan penyaluran hewan kurban tersebut, para siswa mempunyai dua pilihan,” kata Dedi. Pertama, siswa yang terlibat secara langsung dalam pemotongan hewan kurban, termasuk di dalamnya menguliti, mencacah, mengemas dan membagikan daging hewan kurban.

 

“Jadi, mereka belajar secara langsung melalui praktik (learning by doing). Mereka didokumentasikan dan disaksikan langsung oleh guru-guru PAI dan Sosiologi. Sekaligus para guru PAI dan Sosiologi memberikan nilai,” ujar Dedi.

Kedua, siswa  yang tidak terlibat secara langsun dalam pemotongan hewan kurban tersebut, diwajibkan membuat laporan atau reportase mengenai kegiatan kurban tersebut.

Laporan tersebut akan dinilai dan nilainya dimasukkan ke mata pelajaran PAI dan Sosiologi. “Adapun waktu untuk membuat laporan tersebut adalah satu minggu terhitung Jumat (25/9),” papar Dedi Supriyadi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement