REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Moh Nasir meluncurkan program ungggulan, yakni Indonesia Mencari Doktor.
“Melalui program tersebut, insya Allah kita bisa mencetak seorang doktor dalam waktu sekitar tujuh tahun sejak ia masuk kuliah S1 hingga selesai S3,” papar Moh Nasir saat menyerahkan surat izin perubahan nama Universitas 45 Makassar (Unisma) menjadi Universitas Bosowa kepada Pembina Yayasan Aksa Mahmud H M Aksa Mahmud di Jakarta, Jumat (9/10).
Hadir pada acara tersebut Rektor Universitas Bosowa Saleh Pallu, Ketua Yayasan Aksa Mahmud Melinda Aksa, dan Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) Universitas Bosowa Sutrisno Muslimin. Pada tahun 2014, Yayasan Aksa Mahmud mengambil alih Unisma dari Yayasan Andi Sose.
Sehari sebelumnya, Menristekdikti Moh Nasir sempat menyinggung hal tersebut saat tampil sebagai pembicara pada talksow bertajuk Indonesia Mencari Doktor yang digelar di Aula Barat ITB, Kota Bandung, Kamis (8/10).
Nasir menyebutkan, program Indonesia Mencari Doktor ini berbentuk beasiswa dalam skema Program Magister menuju Doktor Sarjana Unggul (PMDSU) yang ditunjuk untuk bisa menempuh studi fast track (percepatan) menjadi doktor dalam waktu empat tahun.
Selama ini, kata Nasir, untuk mencapai gelar doktor, seseorang butuh waktu minimal 10 tahun. Rinciannya adalah Strata-1 selama empat tahun, Strata2 selama dua tahun, dan Strata3 lamanya empat tahun.
“Melalui program Indonesia Mencari Doktor ini, kami targetkan S1 bisa selesai dalam waktu tiga tahun, S2 rampung dalam waktu 1,5 tahun, dan S3 bisa diselesaikan dalam waktu 2,5 tahun,” tuturnya.