Senin 12 Oct 2015 21:53 WIB

Jadi Doktor di Usia 25 Tahun (2-Habis)

Menristekdikti Moh Nasir (ketiga dari kanan) menyerahkan surat izin perubahan nama Unisma menjadi Universitas Bosowa  kepada Pembina Yayasan Aksa Mahmud H M Aksa Mahmud di Jakarta, Jumat (9/10).
Foto: Irwan Kelana/Republika
Menristekdikti Moh Nasir (ketiga dari kanan) menyerahkan surat izin perubahan nama Unisma menjadi Universitas Bosowa kepada Pembina Yayasan Aksa Mahmud H M Aksa Mahmud di Jakarta, Jumat (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia melalui Kementerian Riset,  Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Moh Nasir meluncurkan program ungggulan, yakni Indonesia Mencari Doktor.

Total, hanya  dibutuhkan waktu tujuh tahun untuk meraih gelar dari S1 hingga doktor. “Jadi, kalau seseorang masuk kuliah pada usia 18 tahun, maka insya Allah pada usia 25 tahun ia sudah menjadi seorang doktor,” ujar Menristekdikti Moh Nasir.

Nasir mengungkapkan hal tersebut  saat menyerahkan surat izin perubahan nama Universitas 45 Makassar (Unisma) menjadi Universitas Bosowa kepada Pembina Yayasan Aksa Mahmud H M Aksa  Mahmud di Jakarta, Jumat (9/10).

Dengan makin banyaknya doktor di Indonesia, kata Nasir, maka akan makin banyak penelitian yang dihasilkan. “Hasil penelitian tersebut digunakan oleh industri, sehingga bisa menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat,” ujarnya.

Program Indonesia Mencari Doktor, kata Nasir, sangat penting teurtama dalam mengantisipasi bonus demografi pada tahun 2030 yang ketika itu  Indonesia didominasi oleh angkatan muda.

“Kalau mereka tidak disiapkan dari sekarang dalam hal pendidikan tingginya hingga meraih gelar doktor, maka akan menjadi ledakan penduduk yang berbahaya,” tegas Menristekdikti.

Ia mengungkapkan, saat ini, Malaysia sudah meluncurkan program mencetak 150 ribu doktor (PhD). “Mereka mencontoh Korea Selatan,” kata Menristekdikti Moh Nasir.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement