REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Moh Nasir meluncurkan program ungggulan, yakni Indonesia Mencari Doktor.
Total, hanya dibutuhkan waktu tujuh tahun untuk meraih gelar dari S1 hingga doktor. “Jadi, kalau seseorang masuk kuliah pada usia 18 tahun, maka insya Allah pada usia 25 tahun ia sudah menjadi seorang doktor,” ujar Menristekdikti Moh Nasir.
Nasir mengungkapkan hal tersebut saat menyerahkan surat izin perubahan nama Universitas 45 Makassar (Unisma) menjadi Universitas Bosowa kepada Pembina Yayasan Aksa Mahmud H M Aksa Mahmud di Jakarta, Jumat (9/10).
Dengan makin banyaknya doktor di Indonesia, kata Nasir, maka akan makin banyak penelitian yang dihasilkan. “Hasil penelitian tersebut digunakan oleh industri, sehingga bisa menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat,” ujarnya.
Program Indonesia Mencari Doktor, kata Nasir, sangat penting teurtama dalam mengantisipasi bonus demografi pada tahun 2030 yang ketika itu Indonesia didominasi oleh angkatan muda.
“Kalau mereka tidak disiapkan dari sekarang dalam hal pendidikan tingginya hingga meraih gelar doktor, maka akan menjadi ledakan penduduk yang berbahaya,” tegas Menristekdikti.
Ia mengungkapkan, saat ini, Malaysia sudah meluncurkan program mencetak 150 ribu doktor (PhD). “Mereka mencontoh Korea Selatan,” kata Menristekdikti Moh Nasir.