REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Kantor Perpustaan Nasional Republik Indonesia mencatat 91 persen penduduk usia di atas 10 tahun gemar menonton televisi, tapi tidak suka membaca buku.
"Sebanyak 10 persen masyarakat Indonesia yang umurnya di bawah 10 tahun gemar membaca, dan 90 persen penduduk gemar nonton televisi dan tidak suka membaca. Artinya minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah," kata Kepala Kantor Perpustakaan Nasional RI Sri Sularsih dalam acara Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di Kabupaten Kulon Progo, DIY, Rabu (28/10).
Ia mengatakan di negara maju, masyarakatnya gemar membaca. Setiap penduduknya membaca buku antara 20 hingga 30 judul per tahun. Sementara itu, minat baca masyarakat Indononesia hanya membaca buku paling banyak tiga judul, itu pun masyarakat usia 0-10 tahun.
Selain itu, kata Sri Sularsih, berbasarkan hasil survei yang dilakukan UNDP, menujukan indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia pada 2014, menempati urutan ke - 108 dari 187 negara di dunia. IPM Indonesia lebih tinggi dibandingkan Miyanmar, Laos, Kamboja, Vietnam dan Filipina. Tapi IPM Indonesia kalah jauh bila dibandingkan di Singapura yang menempati posisi ke - 9, dan Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand.
"IPM ini ditinjau dari aspek kesehatan, pendidikan dan pendapatan masyarakat. Hal ini menandakan, kita barus bekerja keras memajukan masyarakat dari sisi kesejahteraan," katanya.
Menurut dia, untuk menjadi negara yang maju, kunci utamanya yakni kualitas sumber daya manusia yang gemar membaca. Untuk itu, kata dia, gemar membaca harus menjadi kebiasaan masyarakat. Gemar membaca harus ditanamankan kepada anak usia dini.