REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Erman Syamsuddin mengatakan, pendidikan keluarga akan memiliki peran penting dalam pembentukan siswa berkarakter dan berbudaya berprestasi.
Menurut Erman, guru berkewajiban memberikan nilai-nilai budi pekerti di sekolah dan orang tua memberikan pendidikan keluarga sesuai dengan kearifan lokal yang dimiliki.
"Selama ini tidak diawasi dan ditilik, sehingga sering terjadi tidak sinkron antara guru dengan orang tua anak. Sehingga, kita bikin jalinannya supaya ada jalinan holistik untuk tujuan tadi,” jelasnya, Selasa (3/11).
Erman menjelaskan, pendekatan pembinaan karakter dan budaya prestasi akan berupa pemberian pemahaman kepada orang tua yang tidak hanya di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD). Pendidikan ini mencakup jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK).
“Selama ini kan pembinaan karakter bertumpu di PAUD, padahal pembinaan karakter tidak selesai hanya di PAUD saja, ada SD, SMP, SMA dan SMK."
Di lapangan, hasil pembinaan budi pekerti dan berbudaya prestasi akan dilihat dari rapot peserta didik. “Dari rapot, kita akan coba lihat perubahan sikap dan prestasi anak. Jadi, apa yang dikerjakan guru di sekolah dapat dibaca orang tua di rumah, dan apa yang diberikan orang tua di rumah dapat timbal balik diketahui guru,” katanya.