Kamis 05 Nov 2015 21:08 WIB

Aptisi Kembangkan Pendidikan Jarak Jauh Berbasis E-Learning

Aptisi dan BSI menggelar   pelatihan dan implementasi PJJ Aptisi di Jakarta, 3-4 November  2015.
Foto: Dok Aptisi
Aptisi dan BSI menggelar pelatihan dan implementasi PJJ Aptisi di Jakarta, 3-4 November 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) bekerja sama dengan Bina Sarana Informatika (BSI) menyelenggarakan  Pelatihan & Implementasi PJJ Aptisi di Jakarta, 3-4 November 2015.

Kegiatan yang diadakan dalam rangka  mencanangkan dan mengembangkan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) berbasis E-Learning tersebut diikuti 40 peserta  yang merupakan para rektor dan perwakilan dari perguruan tinggi swasta se-Indonesia.

Acara yang dimoderatori oleh M  Wahyudi itu diawali dengan sambutan Ketua Aptisi Edy Suwandi Hamid. Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer (Aptikom) Pusat yang juga Ketua Badan Sertifikasi Nasional Pendidikan (BSNP) Prof Ir Zainal Arifin Hasibuan mengupas materi "Standar Nasional Untuk Pembelajaran Jarak Jauh". Sementara itu, pakar telematika Prof R Eko Indrajit memberikan penjelasan mengenai "Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)".

Menurut Edy, Indonesia memang berupaya untuk meningkatkan kesempatan bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan tinggi. “Tentunya hal tersebut dapat terbantu dengan adanya PJJ yang telah banyak dikembangkan dan diterapkan di negara maju,” ujar Edy.

Edy mengingatkan bahwa standar kualitas PJJ tetap harus sama dengan sistem pendidikan tatap muka atau yang konvensional. Tidak boleh dengan PJJ lantas menggampangkan, dan menganggap lebih mudah memperoleh ijazah. “Kalau asumsinya asal lulus, maka itu menyimpang dari filosopi pembukaan PJJ,” kata Edy.

Pakar telematika Prof Richardus Eko Indrajit mengatakan, pelaksanaan PJJ akan didukung oleh perangkat teknologi informasi sehingga hambatan keterbatasan tenaga dosen dan sarana prasarana dapat diatasi.

“Pelaksanaan PJJ menuntut mahasiswa menjadi mandiri untuk melakukan pendalaman atas apa yang dipelajari. Kesadaran diri sendiri menjadi sesuatu yang sangat penting agar bisa berhasil baik dalam mengikuti PJJ. Sebab PJJ dapat diselenggarakan melalui modus tunggal, ganda, dan konsorsium,” ujarnya.

Eko Indrajit menjelaskan, modus tunggal apabila diselenggarakan pada semua matakuliah atau prodi; ganda apabila kombinasi tatap muka dan PJJ, dan modus konsorsium diselenggarakan melalui jejaring dengan lingkup satu PT ataupun antar-PT nasional dan internasional.

Para peserta juga dibimbing secara intensif oleh Eko dan tim tutor mengenai penggunaan software Arculite sebagai salah satu contoh sarana PJJ. Materi tersebut termasuk ke dalam Workshop Pengelolaan LMS berbasis Moodle (Pengelolaan Bahan Ajar/Materi Ajar, soal evalusi, referensi & video tutorial).

"Salah satu universitas yang didesain dari PJJ adalah Universitas Terbuka. Sementara itu untuk perguruan tinggi yang memiliki akreditasi B diberikan perizinan untuk melakukan PJJ untuk mata kuliah tertentu,” ujar Direktur Pembelajaran Kemristek Dikti Paristiyanti Nurwatdani.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement