Selasa 10 Nov 2015 17:29 WIB

30 Ribu Orang Daftar Program 'Menyapa Negeriku' Kemendikti

Rep: c13/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana UN di sebuah sekolah.
Suasana UN di sebuah sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Beberapa waktu lalu Keementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) telah menyiarkan program 'menyapa negeriku' melalui via media sosial. Program ini ternyata mendapat respon luar biasa dari masyarakat. Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Ali Ghufron Mukti mengatakan, program ini merupakan salah satu cara dalam membangun Indonesia dari pinggiran.

Menyapanegeriku merupakan program partisipasi publik terhadap program unggulan yang diampu Kemenristekdikti. Impelementasinya dengan menjaring minat dan partisipasi publik untuk hadir memberikan inspirasi di 11 daerah Terpencil, Terluar dan Tertinggal (3T). Program ini akan dilaksakan dari 5 hingga 10 Desember termasuk perjalanan.

Daerah-daerah itu, yakni Kabupaten Simelueu, Aceh Barat  dan Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Kemudian di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kabupaten Sumba Timur juga. Selain itu di Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Sorong, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat dan Kabupaten Jayawijaya, Papua juga.

Menurut Ali, program ini juga bisa menjadi akan bukti cinta tanah air dari masyarakat Indonesia. “Cinta tanah air dapat dipupuk apabila masyarakat mengenal negerinya sendiri,” kata Ali. Dengan mengenal lebih dekat, masyarakat dapat menempatkan diri sebagai warga negara yang baik. Mereka juga turut berpartisipasi dalam menjalankan program pemerintah.

Ali mengungkapkan, per Senin (9/11), pendaftar sudah mencapai 30 ribu orang. Nantinya, hanya 33 orang yang akan diterima. Sejumlah peserta ini akan disebar ke 11 daerah yang telah ditentukan. Hal ini berarti satu daerah akan dipegang tiga peserta.

Dalam kegiatan di daerah terpilih, Ali menjelaskan, para peserta tidak hanya bertamasya dan mengenal lingkungan di tempat itu. Mereka juga nanti berkesempatan untuk bisa masuk kelas dan berbagi pengalaman. Di sana, dia melanjutkan, mereka akan didampingi para Sarjana Mengajar di daerah Terpencil, Terluar dan Tertinggal (SM3T) yang sedang bertugas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement