REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir,menyatakan beberapa kali mahasiswa melakukan aksi anarkisme. Perilaku vandal ini, menurut dia, tak bisa ditolerir.
Ia pun meminta para rektor tegas memanggil mahasiswa yang merusak fasilitas-fasilitas umum termasuk kampus. “Mahasiswa seperti itu harus dipanggil. Ini karena merekalah pihak yang bertanggung jawab,” ujar dia kepada Republika.co.id, Kamis (12/11).
Pasalnya, sikap mereka ini jelas sudah masuk kriminal. Bahkan, tindakan ini sudah menjadi tanggung jawab kepolisian bukan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Menurut Nasir, sejak 2015 dirinya belum menerima laporan adanya pengrusakan mahasiswa terhadap fasilitas kampus. Kebanyakan mahasiswa melakukan demo tapi tidak sampai merusak sarana yang ada di sekitarnya.
Selain itu, Mantan Universitas Diponegoro (Undip) ini mengungkapkan telah merencanakan program pembinaan. Program ini berkaitan dengan menumbuhkan wawasan kebangsaan dan nasionalisme pada mahasiswa.
“Sistem bela negara yang dilakukan tidak seperti yang dilaksanakan bela negara masa lalu,” ungkap Nasir.
Menurut Nasir, program atau sistem bela negara dimaksudkan untuk mengembangkan rasa nasionalisme dengan memberikan wawasan kebangsaan. Dengan cara seperti ini diharapkan bisa tertanam sikap disipin dan bertanggung jawab. Sehingga, tambah dia, sikap anarkis pada mahasisa bisa dihilangkan.
Pada tahun ini, Nasir mengaku program ini telah dimulai. Pihaknya telah bekerjasama dengan Panglima TNI ihwal ini. Para TNI diminta untuk memberikan pelajaran yang berkaitan dengan nasionalisme dan kebangsaan. Perihal ini telah diterapkan dalam kegiatan Ospek mahasiswa baru pada tahun ini.
Nasir mengatakan tengah merencanakan untuk membuat program sistem kebersamaan antar mahasiswa tahun depan. Program ini bertujuan untuk menanamkan rasa disiplin dan kebersamaan pada mahasiswa terutama mahasiswa baru.
Dengan kata lain ada rasa memiliki satu sama lain termasuk dengan kampus. Sehingga, kata dia, tindakan anarkisme dan pengrusakan bisa dihindari. “Untuk saat ini, kita harus garap mahasiswa barunya dahulu,” jelas dia.