REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustads Erick Yusuf memprakarsai berdirinya SMP Kreatif iHAQi Boarding School. Dimana Konsep kreativitas di pesantren tersebut sangat tinggi.
Kegiatan belajar mengajar tersebut, akan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Selain modern, nantinya nilai religiusitas akan dibangun.
Pesantren yang berlokasi di Cidadap, bandung, akan mempraktikkan konsep personality index Islam. Lewat konsep itu, bukan hanya nilai akademik siswa yang dinilai tetapi juga nilai-nilai keislaman. "Di sekolah ini, anak-anak akan bisa menjawab tantangan," ujarnya, Sabtu (14/11).
Di zaman saat ini, semua akses menjadi sangat terbuka. Untuk itu sangat penting membentengi diri anak dengan kontrol diri. "Kalau sudah diajarkan kontrol diri, maka anak-anak tidak akan mengakses informasi yang tidak-tidak," kata Erick.
Jika di pesntren pada umumnya, penggunaan telepon genggam dilarang, maka di sini para siswa dapat menggunakannya. Hanya waktu penggunaannya saja yang diatur.
Menurut dia Kalau para siswa dipisahkan dengan gadget maka tida akan bisa menjawab tantangan zaman. Itulah mengapa kontrol diri sangat penting. "Caranya dengan sistem dzikir," ujarnya.
Ide membangun SMP kreatif ini bermula dari Erick yang hendak mencari pesantren untuk anak-anaknya. Ia ingin mencari pesantren yang kental nuansa Islami, namun juga sesuai perkembangan zaman, baik dari segi teknologi maupun kreativitas.
Waktu pendaftaran SMP Kreatif iHAQi telah dibuka sejak Juli lalu. Namun gelombang pendaftaran masih akan dibuka hingga Maret 2016. Kegiatan belajar mengajar sendiri baru akan dimulai pada Juli 2016. Untuk pembukaan awal, sekolah ini hanya menampung 100 siswa untuk seluruh angkatan. Namun nanti saat kegiatan sudah berlangsung, baru akan diterima 100 siswa per angkatan.
Biaya sekolah di SMP Kreatif iHAQi terdiri dari biaya pembangnan Rp 25 juta, pengembangan pendidikan Rp 15 juta, biaya bulanan Rp 3,5 juta, pendaftaran Rp 1 juta, dan tes masuk Rp 500 ribu.