REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Centre (SEAMEO SEAMOLEC), Gatot Hari Priowiryanto menilai mutu sekolah sangat bergantung pada kualitas guru. Karena itu, sekolah harus berupaya mengembangkan profesionalitas guru secara terus menerus.
“Supaya proses pembelajaran juga berkualitas,” terang Gatot pada Workshop on SEAMEO's New Education Agenda: The 7 Priority Areas di Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Senin (16/11).
Dengan demikian bisa menghasilkan lulusan kompetitif ke depannya. Kemudian lulusan Indonesia pun bisa bersaing dengan baik di tingkat global mengingat Indonesia akan menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Gatot menjelaskan terdapat dua hal dalam mengembangkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) terutama guru. Dua hal itu, yakni praktik dalam pembelajaran dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Pada pelatihan praktik pembelajaran, Gatot menyebutkan, guru perlu difasilitasi untuk bisa mempraktikkan pengembangan keterampilan informasinya. Dalam hal ini baik pada pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) maupun Bahasa Indonesia.
Berkenaan dengan MBS, Gatot mengungkapkan, guru diharapkan bisa mengembangkan keprofesionalannya secara berkelanjutan di sekolah. Selain itu mereka juga perlu dilatih untuk menguatkan program budaya membaca 10 menit per hari di sekolah. Program ini sendiri telah dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Pemetaan Mutu Pendidikan Dasar, Anies Muktiyani, sekolah diharapkan harus bisa mengevaluasi diri secara mandiri ke depannya. Mereka juga perlu memiliki standar dan pemenuhan standar proses yang baik dan benar. Sekolah-sekolah juga harus mampu membuat rencana kerja yang sesuai dengan audit mutu internal dan perbaikan ke depannya.