Rabu 25 Nov 2015 21:54 WIB

Anies: Guru Indonesia adalah Pembelajar

Rep: c13/ Red: Angga Indrawan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengajak para guru Indonesia untuk sama-sama menunjukkan pada bangsa. Para guru Indonesia, kata dia, harus menampilkan bahwa guru Indonesia itu pembelajar. 

“Dalam kesempatan peringatan Hari Guru ini saya ingin mengajak Ibu dan Bapak Guru untuk sama-sama menunjukkan pada bangsa tercinta ini bahwa guru Indonesia adalah guru pembelajar,” ujar Anies dalam sambutan pada Upacara Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2015 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Rabu (25/11). 

Anies juga menilai, guru selalu hadir mengirimkan pesan harapan terhadap generasi bangsa ini. Guru juga akan semakin menjadi teladan tepat karena ketangguhan, optimisme dan keceriaannya. Dia mengajak seluruh guru untuk meneguhkan ikhtiarnya untuk terus belajar dan mengembangkan diri.

Menurut Anies, pengembangan diri guru dan nasihat akan terus belajar bukanlah untuk pemerintah semata.  Ini juga bukan untuk kepala sekolah maupun dinas pendidikan juga. Namun hal ini semua untuk setiap pendidikan yang merupakan para pembelajar.

Usai upacara, Anies juga menyatakan akan terus mendorong para guru untuk terus berkarya. Oleh sebab itu, Kemendikbud berjanji akan memfasilitasi ruang khusus bagi mereka. Mantan Rektor Universitas Paramadina ini menjelaskan, salah satu ruang berkarya adalah Simposium Guru Nasional. 

Kegiatan yang dihelat sebagai rangkaian peringatan Hari Guru Nasional ini direncanakan akan dilakukan secara berkala di berbagai daerah. Kegiatan ini dilakukan untuk memfasilitasi supaya para guru bisa memunculkan lebih banyak karya seperti di simposium. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement