Ahad 29 Nov 2015 07:05 WIB

Jangan Jadi Guru “By Accident” (Bagian 1)

Pakar pendidikan Dr Misbah Fikrianto menyampaikan pemaparan pada seminar pendidikan bertajuk “Penguatan Ekosistem Sekolah Bermutu” di kampus Perguruan Al-Iman Citayam, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/11).
Foto: Irwan Kelana/Republika
Pakar pendidikan Dr Misbah Fikrianto menyampaikan pemaparan pada seminar pendidikan bertajuk “Penguatan Ekosistem Sekolah Bermutu” di kampus Perguruan Al-Iman Citayam, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Pakar pendidikan Dr Misbah Fikrianto punya pesan penting untuk para guru agar menjadi guru yang sukses dan mampu menginspirasi para murid. “Janganlah menjadi guru by accident atau karena kecelakaan,” kata Misbah.

Peneliti Indonesia Bermutu dan wakil direktur Polimedia itu mengemukakan hal tersebut saat mengisi seminar pendidikan bertajuk “Penguatan Ekosistem Sekolah Bermutu” di kampus Perguruan Al-Iman Citayam, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/11).

Seminar yang diadakan oleh Yayasan Perguruan Al-Iman Citayam itu juga menampilkan dua nara sumber lainnya. Keduanya adalah Burhanuddin Tolla PhD (pendiri/pembina Indonesia Bermutu dan dosen  Pasca Sarjana Universitas  Negeri Jakarta), dan Zulfikri Anas MEd (pakar kurikulum dan peneliti senior  Indonesia Bermutu).

Misbah mengatakan, profesi guru dalam Islam sangat mulia. Bahkan, seorang guru yang ikhlas mendapatkan prioritas untuk masuk surga di akhirat nanti. “Karena itu jadilah guru yang ikhlas. Niatkan bahwa menjadi pendidik adalah bagian dari ibadah,” tutur Misbah.

Misbah menambahkan, menjadi seorang guru tidak cukup hanya berbekal pendidikan formal saja, seperti kuliah S1 dan lulus uji kompetensi guru. “Tidak kalah pentingnya adalah pengembangan kompetensi berkelanjutan, dan evaluasi yang terukur,” papar Misbah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement