REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengaku peringatan Hari Guru Nasional (HGN) memang selalu disatukan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI). Situasi ini selalu terjadi selama masa orde baru berlangsung.
“Selama Orde Baru hingga pemerintahan sebelumnya, HGN disatukan dengan HUT sebuah organisasi yaitu PGRI,” ujar Anies melalui pesan singkatnya kepada Republika, Ahad (13/12).
Namun, saat ini Indonesia sudah tidak lagi berada dalam orde baru. Dengan kata lain, asosiasi guru tidak dipegang oleh satu organisasi.
Menurut dia, semua bisa mendirikan asosiasi sepanjang sesuai dengan aturan. Jika ini terlaksana dengan baik, maka negara pun harus melindungi dan bersikap sejajar terhadap semua asosiasi.
Dengan adanya kondisi tersebut, HGN 2015 pun dilaksanakan bersama Presiden Jokowi pada 24 November lalu. Hal ini berarti pertama kalinya pemerintah menyelenggarakan HGN sebagai acara negara untuk semua guru.
Mantan Rektor Universitas Paramadina ini juga menerangkan ihwal bergesernya perayaan HUT PGRI ke Desember. Menurut dia, itu merupakan kegiatan internal organisasi yang patut dihormati. Pasalnya, ini sesuai dengan perundangan yang memberikan hak untuk berkumpul dan berserikat.
Di sisi lain, Mendikbud Anies juga mengatakan alasan ketidakhadirannya pada HUT PGRI ke-70. “Kami tidak diundang karena itu tidak hadir dalam acara di GBK,” jelas dia.
Pada kesempatan berbeda, Ketua Umum Pengurus Besar PGRI (Ketum PB PGRI), Sulistyo mengaku undangan HUT PGRI ini baru diberikan kemarin. Ini karena harus menunggu konfirmasi ihwal kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlebih dahulu pada Jumat malam.
“Kalau mereka (Mendikbud dan Menpan RB) tidak hadir, kami tidak mempersoalkan karena undangannya baru diberikan kemarin,” ujar anggota DPD RI dari Jawa Tengah ini.