Ahad 13 Dec 2015 20:16 WIB

Penggiat Pendidikan Luncurkan Gerakan Indonesia Mendidik

Rep: c93/ Red: Maman Sudiaman
Anak-anak belajar di PAUD Nusantara, Bendungan Hilir, Jakarta, Jumat (18/9).
Foto: Republika/ Wihdan
Anak-anak belajar di PAUD Nusantara, Bendungan Hilir, Jakarta, Jumat (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekelompok penggiat pendidikan meluncurkan gerakan Indonesia Mendidik (MI), di Bundaran HI, Ahad (13/12). Mengusung tema “Memberi Sejuta Pinsil untuk Anak Indonesia” kegiatan ini diharapkan bisa membuat anak-anak memiliki harapan dan cita-cita untuk Indonesia yang lebih baik.

“Indonesia Mendidik hadir sebagai laboratorium atau wadah bagi anak-anak bangsa yang memiliki visi misi untuk melakukan perubahan dan penanaman moral sejak dini bagi anak-anak peserta didik,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Mendidik, Muhamad Yusuf.

Yusuf memaparkan, gerakan tersebut diinisiasi oleh sekelompok anak-anak muda yang prihatin dengan kondisi riil dunia pendidikan di Indonesia yang belum layak. Kegiatan tersebut juga bisa disebut sebagai simbol dimulainya gerakan mencerdaskan bangsa.

Dalam gerakannya, Indonesia Mendidik berusa menumbuhkan kembali rasa nasionalisme yang menurutnya hampir pudar. “Kami menekankan pada cinta tanah air yang saat ini mulai tergerus oleh arus globalisasi," ucap Yusuf.

Selain arak arakan pensil raksasa dan pembagian sejuta pensil untuk anak Indonesia, peluncuran gerakan Indonesia Mendidik juga diwarnai dengan penyerahan sebanyak 250 bibit pohon manggis dari Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA UNHAS) Jabodetabek kepada warga yang melintas saat kegiatan dilakukan.

“Kami berharap dalam kegiatan launching ini,tidak sekedar seremonial tapi juga memberi manfaat langsung bagi masyarakat dan khususnya peserta didik,” kata Donny de Keizer, direktur Kreatif Indonesia Mendidik.

Deklarator Indonesia Mendidik, Alpha Amirrachman mengatakan, ada beberapa poin yang diikrarkan bersama. Poin pertama, memastikan terbukanya akses pendidikan seluas-luasnya bagi anak-anak usia sekolah untuk mendapatkan hak mendasar mereka dalam mengakses pendidikan yang berkualitas tanpa ada diskriminasi.

Poin kedua, memastikan pendidikan yang dapat mengidentifikasi minat dan bakat anak-anak Indonesia serta dapat membimbing dan mengembangkannya agar menjadi manusia Indonesia paripurna. “Ketiga, memastikan pendidikan berkarakter yang mengedepankan budi pekerti, disiplin dan etika yang menjadi esensi mendasar dari kemajuan peradaban Indonesia,” ucap Alpha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement