Sabtu 19 Dec 2015 16:28 WIB

Politeknik Harus Eksis dan Berkembang (Bagian 1)

Suasana pertemuan Politeknik Negeri se-Indonesia yang digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu-Kamis (16/12-17/12).
Foto: Dok
Suasana pertemuan Politeknik Negeri se-Indonesia yang digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu-Kamis (16/12-17/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM --  Pendidikan vokasi di Indonesia sangat dibutuhkan dan dikembangkan. Jalur pendidikan vokasi dapat dilihat dari keunggulan dalam hard skill dan soft skill.

Kasibdit Kerja Sama Perguruan Tinggi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) R  Purwanto  PhD mengatakan bahwa politeknik harus eksis dan berkembang serta sejajar dengan pendidikan akademik.

 

“Kami dari Direktorat Pembinaan Kelembagaan Iptek dan Dikti menyediakan banyak program yang dapat diikuti oleh politeknik, di antaranya Hibah Konsorsium Keilmuan, Hibah Bantuan Fasilitasi Kerja Sama Internasional, Joint Working Group dengan Taiwan, Perancis, dan Jepang, serta inisiasi model kerja sama dengan industri,” kata Purwanto dalam pertemuan Politeknik Negeri se-Indonesia di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (16/12).

Pertemuan tersebut digelar Rabu-Kamis (16/12-7/12), dan  diikuti oleh 15 Politeknik Negeri Se-Indonesia. Pada pertemuan tersebut, Politeknik berkomitmen untuk mendukung dan berpartisipasi pada Program Hibah Konsorsium, Permata, dan Politeknik Expo.

 

Kegiatan Politeknik Expo baru akan dimulai pada tahun 2016 yang konten kegiatannya, di antaranya Internasional Seminar, Exhibition, Model Kerja Sama Industri, Awarding Politeknik, dan lainnya. Konsep Politeknik Expo masih disempurnakan.

Alfansuri dari Politeknik Negeri Bengkalis mengatakan,  Politeknik harus menghasilkan program sumber daya manusia (SDM) terampil sehingga dapat bersaing dengan negara-negara lain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement