REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi memberi dampak yang sangat besar terhadap kehidupan manusia. Termasuk dalam dunia pendidikan, yang notabene pijakan awal dalam membangun peradaban manusia.
Hanya saja yang terjadi saat ini, dunia pendidikan justru banyak yang tertinggal. Karena itu dibutuhkan keberanian melakukan terobosan dalam menjalankan pendidikan.
"Tantangan itu sangat besar, perubahan zaman terjadi begitu cepat. Karena itu kita harus membacara perubahan itu dengan baik," ujar Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat peresmian gedung baru SMPIT-SMAIT Insan Mandiri Cibubur, Senin (21/12) kemarin.
Saat ini, ujar Anies, para siswa hidup dalam lingkungan dan perkembangan abad 21 dengan segala macam teknologi yang bisa mereka manfaatkan. Sementara guru di abad 20 dan sekolah serta cara pengaturannya seperti abad 19.
Hal inilah yang harus diwujudkan, bahwa sekolah harus bisa menjadi rujukan. Bukan hanya sekolah yang memberi makna lebih bagi siswa dan orang tua, tapi juga terhadap ekosistem yang lebih luas. Tantangan perubahan ini adalah melihat pendidikan dari perspektif lain.
"Salah satu yang bisa jadi pembeda adalah pendidikan Islam. Bukan sekadar berani menang atau kalah, tapi bisa mengikuti perkembangan zaman atau tidak," ujar Anies.
Karena itu Anies mengapresiasi pihak-pihak yang berani melakukan terobosan dalam menjalankan pendidikan.
Munif Chatib, Direktur Pendidikan Yayasan Pendidikan Silaturahim Jatikarya (YPSI) mengatakan, sebagai salah satu boarding school (sekolah berasrama) pihaknya memiliki keutamaan dengan menjadikan akhlak sebagai pondasi utama.
"Yakni mengedepankan Project Based Quran, bahwa Alquran tidak hanya dibaca dan dihafal tapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari," ujar Munif.