REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI akan menambah jumlah pengajar Bahasa Indonesia untuk penutur asing. Sebanyak 80 pengajar akan diberangkatkan ke sejumlah negara pada tahun 2016.
Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Hurip Danu Ismadi mengatakan, banyak negara yang berminat untuk belajar Bahasa Indonesia. Sejumlah negara itu di antaranya Australia, Jerman, Amerika Serikat, Turki, Jepang, Singapura, Timor Leste, Myanmar, dan Thailand telah meminta penambahan intensitas pembelajaran dan pelatihan Bahasa Indonesia di negara mereka.
UB Kumpulkan 1.320 Proposal Untuk Pimnas 2016
"Pembelajaran dilakukan di perguruan tinggi, sekolah-sekolah, untuk kemudian dilakukan uji kompetensi Bahasa Indonesia," kata Hurip usai menyerahkan Penghargaan Media Massa Cetak Terbaik dalam Penggunaan Bahasa di Gedung Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Kompleks Indonesia Peace Security Center (IPSC), Sentul, Kabupaten Bogor, Selasa (29/12).
Aplikasi pembelajaran tersebut di antaranya bermanfaat bagi warga negara asing yang akan bekerja atau menuntut ilmu di Indonesia. Guna mendukung pembelajaran itu, Badan Bahasa meningkatkan pula standar buku Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing.
Mahasiswa Asing Unand Diajak Pidato Bahasa Indonesia
Ironisnya, kata Hurip, Bahasa Indonesia belum cukup berjaya di negeri sendiri. Masih banyak masyarakat, institusi, maupun media yang lebih memilih menggunakan bahasa asing daripada bahasa sendiri.
Untuk menumbuhkan kecintaan itu, kata Hurip, telah kali kelima Badan Bahasa menggagas pemberian apresiasi terhadap media massa cetak yang menggunakan bahasa dengan baik.
"Tak hanya surat kabar tapi juga media elektronik, kantor pemerintahan, hotel, dan lain-lain. Ke depan, Badan Bahasa melalui Pusat Pembinaan juga akan menambah intensitas pelatihan dan pembinaan bahasa bagi media, penerbitan, maupun masyarakat," ujarnya.