Senin 11 Jan 2016 17:49 WIB

Syahrul Syah Sampaikan Hikmah Maulid dengan Retorika Dakwah di SMP Negeri 56

Maulid Nabi Muhammad di SMP Negeri 56 Jakarta
Foto: Istimewa
Maulid Nabi Muhammad di SMP Negeri 56 Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdakwah di hadapan pelajar butuh pendekatan dan cara-cara tersendiri. Bahkan tak jarang seorang ustad mau saja berguling-guling di lantai, melawak, bertingkah laku konyol di hadapan mereka.

Hal itu pulalah yang dilakukan Ustad Syahrul Syah. Penceramah yang kerap muncul membawakan tema-tema yang berkaitan dengan permasalahan remaja khususnya pelajar ini membuat 940 siswa SMP Negeri 56 terpingkal-pingkal. 

Kehadiran Syahrul Syah, adalah untuk mengisi ceramah dalam rangkaian pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW di sekolah yang berlokasi di Jalan Jeruk Purut Jakarta Selatan, Senin (11/1). Dengan metode yang disebutnya retorika dakwah, Syahrul berupaya menyelipkan pesan-pesan dan kisah-kisah teladan Rasul dengan caranya sendiri. 

Salah satu hal yang disampaikannya adalah bagaimana keihlasan Rasul di zamannya ketika mengajak orang-orang memeluk Islam. Menurutnya, Nabi tak pernah mengeluh dan tetap bersemangat meskipun saat beliau berceramah kerap dicaci maki. "Nabi bahkan pulang-pulang berceramah, wajahnya kotor habis dilempari pasir, bahkan dilempari kotoran unta. Sementara saat ini, ustad kalau habis ceramah, pulangnya dikasi amplop," ujarnya Syahrul yang sontak disambut gelak tawa ratusan siswa yang memenuhi ruangan aula SMPN 56. 

Dia juga menyampaikan bahwa Nabi Muhammad tak pernah bermalas-malasan. Karenanya dia berpesan kepada para siswa untuk selalu rajin belajar, jangan malas di sekolah. "Jangan sampai kalau di sekolah, kalau masuk kelas selalu pilih duduk di bangku paling belakang," ujarnya. 

Sejumlah sifat keteladanan Rasul yang disampaikan dengan retorika dakwah yang penuh guyonan membuat suasana pelaksanaan Maulid penuh keceriaan. "Ustadnya lucu, jadi tidak bosen kalau dengar ceramahnya," kata Aulia Nabila, salah seorang pelajar di sekolah itu. 

Syahrul mengatakan, metode berdakwah di hadapan pelajar memang harus diakali sedemikian rupa. "Kita harus bisa menyelami dunia mereka, mengikuti alur berpikir anak-anak. Saya bahkan kalau ceramah di hadapan anak TK, bisa menjadi anak-anak juga," ujarnya. 

Selain mendengarkan ceramah, Maulid Nabi Muhammad juga diramaikan berbagai lomba yang diikuti seluruh peserta dari kelas tujuh hingga kelas sembilan. Wakil kepala sekolah SMP Negeri 56, Juwito mengatakan, rangkaian lomba yang diikuti siswa antara lain lomba azan, busana Muslim, baca Alquran dan lainnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement