REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengemukakan, Indonesia merupakan negara yang paling banyak memiliki perguruan tinggi Islam di dunia.
"Itu membanggakan," katanya ketika meletakkan batu pertama Gedung Kuliah Bersama H Anif Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut di Medan, Jumat (15/1).
Menag mengatakan, ada 55 perguruan tinggi agama Islam berstatus negeri, dan lebih dari 600 berstatus swasta. Banyaknya perguruan tinggi Islam di Tanah Air menyebabkan terjadinya perubahan para penimba ilmu agama.
Pada tahun 70-an, mahasiswa Indonesia yang ingin mendalami ilmu Islam harus keluar negeri, terutama ke Timur Tengah seperti Arab, Mesir, Sudan, dan Yaman. Memasuki tahun 80-an, upaya mendalami intelektualitas Islam mulai mengarah ke Eropa karena banyaknya negara barat yang membuka studi Islam.
Banyaknya perguruan tinggi Islam tersebut menyebabkan pelajar Indonesia memiliki kesempatan lebih besar untuk mendalami Islam di negeri sendiri. Untuk memberikan nilai lebih, perguruan tinggi Islam, terutama UIN diharapkan mampu menjadi lembaga pendidikan yang membentengi gerakan dan pemikiran radikalisasi agama.
Perguruan tinggi Islam hendaknya mampu menjadi wadah yang menyebarkan konsep "rahmatan lil 'alamin" atau rahmat bagi seluruh alam yang dimiliki Islam. Perguruan tinggi Islam juga harus mampu melakukan gerakan yang tetap mengedepankan HAM dan persamaan tanpa harus meninggalkan identitas diri sbg makhluk Tuhan.
"Harus bisa menampilkan dakwah yang mencerdaskan umat, bukan menjelekkan dan menyalahkan pihak lain," kata Menag.