Selasa 19 Jan 2016 13:55 WIB

Kabupaten Ende Kembangkan ‎Sistem Pembelajaran Berbasis Android

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Dwi Murdaningsih
kegiatan belajar mengajar (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
kegiatan belajar mengajar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ENDE - Pemerintah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur mengembangkan sistem pembelajaran berbasis aplikasi android atau yang dinamakan Ende Learning. Program ini diharapkan dapat menumbuhkan budaya belajar dan kualitas siswa-siswi di Ende.

Bupati Ende Marselinus Petu mengatakan, program ini sudah diluncurkan sejak Agustus 2015. "Dengan Ende Learning, murid-murid bisa tetap belajar sambil bermain dengan teman-temannya," kata Marselinus saat berbincang dengan awak media dalam sela-sela pembukaan kantor cabang PT Taspen di Ende, Selasa (19/1).

Marselinus mengatakan, penetrasi teknologi khususnya telepon seluler sudah cukup pesat di Ende. Dia tidak ingin para siswa di Ende hanya menggunakan handphone (HP) untuk bermain media sosial. Tapi juga harus bisa dimanfaatkan untuk menambah ilmu pengetahuan.

"Kalau bergaul hanya dengan Facebook tanpa ada unsur pendidikan, tidak akan ada gunanya," ucap dia.

Kepala Bidang Perencanaan dan Pengelolaan Data Dinas Pendidikan dan Olahraga Pemerintah Kabupaten Ende, Lambertu Sigasari menambahkan, Ende Learning menyediakan kurikulum pendidikan mulai tahun 2006 untuk jenjang pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas serta sekolah menengah kejuruan.

Dengan aplikasi ini, kata Lambertu, para siswa bisa belajar dan berlatih mengisi soal secara berulang hingga benar-benar paham. "Ini sifatnya untuk menambah referensi bagi para pelajar. Buku cetak tetap ada," kata Lambertu.

Aplikasi Ende Learning bisa didapatkan setiap siswa di sekolah masing-masing secara gratis. Pemerintah Kabupaten Ende juga menyediakan atau melatih staf sekolah untuk menginstal aplikasi ini.

Menurutnya, aplikasi ini bisa dipasang di HP para orang tua apabila anak-anaknya belum diizinkan memakai HP. Selain itu, aplikasi ini juga disediakan untuk perangkat komputer.

"Pada intinya, kami ingin anak-anak di Ende tetap belajar saat bermain di luar jam sekolah, dan juga belajar bareng dengan teman-temannya menggunakan handphone. Karena, kalau bawa-bawa buku kan tidak praktis," ucap dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement