Kamis 28 Jan 2016 21:03 WIB

Semua Kampus Diminta Tiru Unpad Gratiskan Kuliah Kedokteran

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Achmad Syalaby
Praktik mahasiswa kedokteran gigi Universitas Padjadjaran.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Praktik mahasiswa kedokteran gigi Universitas Padjadjaran.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Terobosan luar biasa dilakukan Universitas Padjajaran (Unpad) yang menggratiskan biaya pendidikan mahasiswa baru program studi Sarjana Pendidikan Dokter dan Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas Kedokteran mulai 2016. Ini merupakan solusi konkret persoalan kekurangan dan ketidakmerataan dokter yang sudah berlangsung puluhan tahun di Indonesia. 

Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris menjelaskan, kuliah gratis jadi solusi untuk meretas semua persoalan tenaga kesehatan yang memang kompleks. Jika skema kuliah kedokteran gratis Unpad diterapkan di semua PTN yang ada di Indonesia maka 10 tahun ke depan, dia menjelaskan, derajat kesehatan rakyat Indonesia akan ‘meroket’ sebab rasio antara jumlah dokter dan jumlah penduduk bisa seimbang. 

(Baca: Mulai Tahun Ini, Unpad Gratiskan Kuliah Kedokteran).

Ia menilai banyak anak muda yang punya potensi dan keinginan besar menjadi dokter. Namun terpaksa mengurungkan niatnya karena harus mengeluarkan biaya, yang bagi mereka tidak masuk akal.

"Apa yang dilakukan Unpad ini mengingatkan kita dengan apa yang dilakukan para dokter Stovia dulu yang jadi motor kebangkitan nasional. Kodratnya kampus memang jadi agen perubahan, jadi solusi bangsa dan Unpad meneguhkan peran itu lagi, kami sangat salut dan mengapresiasi," kata Fahira Idris di Jakarta, Kamis, (28/1).

Menurutnya, persoalan serius di dunia kesehatan di Indonesia adalah kekurangan dan ketidakmerataan tenaga dokter dan dokter spesialis. Faktor terbesar berasal dari mahalnya biaya kuliah di fakultas kedokteran. 

"Biaya kuliah yang tinggi secara tidak langsung juga disinyalir punya pengaruh terhadap kualitas moral dan profesionalisme dokter. Salah satunya enggan bertugas di tempat yang terpencil," ujar Fahira.

BPJS, JKN, berobat gratis, ataupun program pemerintah yang lainnya tidak akan berhasil jika tenaga kesehatan terutama dokter dan dokter spesialis tidak tersedia. Kunci semua program kesehatan itu ada di ketersedian tenaga kesehatan. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement