REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merencanakan akan mengirim 80 pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ke 16 negara di 2016. Namun pengiriman ini akan lebih fokus di negara Asia Tenggara.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Dadang Sunendar menerangkan, pengiriman ini memang lebih fokus ke negara ASEAN yakni 10 negara. “Vietnam, Laos, Kamboja, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Myanmar, Timor Leste dan Brunei Darussalam,” ujar Dadang dalam kegiatan pelepasan dan pembekalan pengajar BIPA untuk luar negeri di Gedung A, Kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa (16/2).
Menurut Dadang, ASEAN diharapkan bisa menjadi kawasan yang memakai bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia di kawasan ASEAN ini bukan hanya karena jumlah penuturnya. Namun, dia melanjutkan, karena ASEAN memang membutuhkan bahasa Indonesia.
Selain ASEAN, Dadang menambahkan, negara-negara di Eropa, Asia, Afrika, Australia dan Amerika juga mendapatkan pengiriman pengajar BIPA. Setidaknya lima benua terwakili untuk bisa dikirimakan pengajar bahasa Indonesia ini. Dia mencontohkan, Cina, jerman, Perancis, Amerika Serikat, Maroko, Tunisia dan Mesir akan siap menerima kiriman pengajar ini.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan membekali sekaligus melepas sejumlah pengajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) ke luar negeri. Mereka akan mengajar bahasa Indonesia selama empat bulan di luar negeri. Sejumlah pengajar ini nantinya diharapkan tidak sekedar menjadi pengajar biasa. “Jangan cuma jadi pengajar BIPA tapi duta Indonesia,” kata Anies.