REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peran kehumasan di lembaga pendidikan dinilai sangat penting. Peran tersebut akan terlihat nyata ketika sekolah mengalami fase krisis.
''Saat ini yang terjadi sekolah menempatkan humas secara mendadak, padahal ketika terjadi krisis di sekolah, individu yang menjadi humas tidak saja harus paham berkomunikasi namun harus mengerti kondisi sekolah dengan sangat baik,'' kata Dian Agustine Nuriman, praktisi humas, dalam diskusi bertajuk Peran Humas Sekolah dalam Membangun Citra dan Mengatasi Krisis, di Jakarta, Kamis (18/2).
Seminar yang dilangsungkan di Universitas Darma Persada, menghadirkan juga Dodi Rochadi yang menjadi praktisi humas. Dian mengatakan, saat ini fungsi kehumasan di sekolah masih terabaikan karena posisinya yang tidak sentral. ''Padahal humas itu menjadi garda terdepan menjaga citra institusi ketika terjadi krisis,'' ujarnya.
Dian menilai diperlukan trik bagaimana mengelola guru, siswa hingga staf dalam menghadapi kemungkinan krisis yang akan terjadi. Termasuk, kata dia, bagaimana pihak sekolah menghadapi media secara cerdas sehingga tidak memperburuk situasi.
Sementara itu, Dody mengatakan semua organisasi termasuk sekolah rentan terhadap krisis. Karena itu, kata dia, tidak ada alasan bagi sekolah untuk tak memiliki persiapan menghadapi krisis.
''Seluruh institusi yang berhubungan dengan masyarakat harus peka dan paham menangani krisis. Sementara untuk penanganan krisis yang terjadi di sekolah haruslah melibatkan seluruh pemangku kepentingan dari guru hingga orang tua murid,'' ujar Dody.