Jumat 19 Feb 2016 14:27 WIB

Kemenristekdikti Beri Kemudahan Akses Penelitian di Indonesia

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Achmad Syalaby
Riset kanker di sebuah laboratorium (ilustrasi)
Foto: elearningmag.com
Riset kanker di sebuah laboratorium (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Akses kemudahan dalam pelayanan dan perizinan kepada masyarakat juga akan diterapkan dalam dunia pengembangan riset di Indonesia. Terobosan baru tengah dilakukan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, dalam hal memberikan berbagai kemudahan kepada peneliti.

Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti Muhammad Dimyati menjelaskan,  kemudahan ini diharapkan menjadi langkah dalam meningkatkan pengembangan riset di Indonesia.

"Kita ingin mendorong pengembangan ini, karena seperti kita tahu, semakin negara memberi perhatian luar biasa kepada penelitian maka akan berkembang pesat negara itu," ujar Dimyati di Kantor Kemenristekdikti di Jakarta, Jumat (19/2).

(Baca: Kemenristekdikti Minta Hasil Penelitian tak Sekadar Laporan).

Menurut dia, kemudahan-kemudahan tersebut diantaranya yakni melalui penyederhanaan pertanggungjawaban anggaran penelitian. Ia mengatakan, akan ada akun barang dengan perlakuan khusus untuk riset, Mekanisme Block Grant, dan adanya Standar Biaya Khusus (SBK) dengan berbagai model.

Dimyati menjelaskan, hambatan kegiatan penelitian selama ini ada dalam struktur penganggaran akun belanja barang, yang menyebabkan pertanggungjawaban keuangan peneliti."Kita mau itu nggak lagi berbelit-belit dan akhirnya membuat penelitian kemudian cuma setengah jalan," katanya.

Untuk mempermudah pertanggungjawaban tersebut, Kemenristekdikti akan terlebih dahulu menyusun Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) untuk panduan teknis dalam tahap perencanaan sampai evaluasi, khususnya terkait anggaran.

"Sehingga para peneliti dapat berkinerja sesuai standar global, melakukan riset dengan baik, mempublikasi hasilnya, mematenkan, dan bertransaksi lisensi secara terhormat," katanya.

Ia juga menekankan perlunya perhatian khusus untuk infrastruktur, untuk memperkuat kuantitas dan kualitas penelitian di Indonesia. Menurutnya, hal itu yang perlu dikedepankan Indonesia, mengingat pada kondisi pengembangan riset di Indonesia yang saat ini masih tertinggal dibandingkan negara tetangga.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement