REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyiapkan beasiswa khusus untuk para penyandang disabilitas untuk melengkapi program beasiswa Banyuwangi Cerdas. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan penyandang disabilitas yang memenuhi syarat diberi fasilitas beasiswa kuliah sampai selesai sesuai dengan jurusan yang diminati.
"Tahun ini, alokasi untuk anak-anak penyandang disabilitas sebesar Rp300 juta yang bisa dimanfaatkan untuk membiayai kuliah mereka," katanya saat acara silaturahim bersama ribuan warga di pendopo kabupaten, Ahad (21/2).
Anas mengatakan beasiswa yang diberikan meliputi biaya pendidikan dan biaya hidup. Bagi yang memiliki prestasi apapun, baik akademik, seni dan lainnya bisa mendaftar untuk mendapatkan beasiswa ini melalui sekolah dan desa atau lembaga terkait.
"Beasiswa ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas SDM sekaligus menciptakan akses pendidikan yang sama untuk semua anak. Insya Allah akan kami tambah terus. Sebelumnya Rp150 juta, tahun ini naik jadi Rp300 juta, tahun depan bisa Rp500 juta," ujarnya.
Beasiswa anak penyandang disabilitas itu melengkapi beasiswa Banyuwangi Cerdas yang tahun ini dialokasikan Rp3,75 miliar. Beasiswa itu juga dimanfaatkan untuk membiayai anak-anak muda Banyuwangi berkuliah di berbagai perguruan tinggi. Beasiswa Banyuwangi Cerdas dilaksanakan sejak 2011 dan kini telah dikucurkan Rp10,7 miliar yang membiayai sekitar 700 anak muda Banyuwangi untuk kuliah di berbagai perguruan tinggi.
Selain beasiswa, Pemkab Banyuwangi memfasilitasi pelatihan keterampilan bagi para penyandang disabilitas. Di antaranya yang sudah berjalan adalah pelatihan memijat bagi penyandang tuna netra serta pemberian materi tentang usaha ekonomi produktif.
"Upaya intervensi untuk penyandang disabilitas harus melampaui hal-hal yang bersifat amal, tapi sudah wajib berkonsep pemberdayaan, seperti beasiswa, pelatihan, dan penguatan ekonomi," katanya.
Dia mengatakan salah satu wujud nyata untuk mendorong peningkatan kualitas SDM tanpa terkecuali untuk penyandang disabilitas adalah dengan memperbanyak sekolah-sekolah inklusif yang ditunjang dengan fasilitas dan guru berkompeten.
Saat ini, katanya, Banyuwangi memiliki 122 sekolah inklusif yang menerima 453 siswa penyandang disabilitas. Sekolah itu terdiri atas 29 sekolah PAUD, 44 SD/MI, 26 SMP/MTs, dan 23 SMA/MA/SMK. Sekolah-sekolah tersebut dilengkapi dengan 92 orang guru pembimbing khusus dan sarana prasarana yang memadai bagi anak penyandang disabilitas.
"Kehadiran sekolah-sekolah inklusif tersebut memberi kemudahan bagi anak penyandang disabilitas. Salah satunya, mereka bisa bersekolah yang terdekat dengan rumah. Anak penyandang disabilitas bisa belajar di sekolah reguler, mempelajari mata pelajaran yang sama dan mengikuti semua kegiatan di sekolah tanpa ada diskriminasi," kata Anas.