REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Puluhan siswa kelas VIII SMP Islam Nunuk, di Blok Cirelek, Desa Nunuk, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka, terpaksa harus numpang belajar di rumah warga dan masjid yang tak jauh dari sekolah mereka, Senin (29/2).
Berdasarkan pantauan, puluhan siswa tersebut belajar di salah satu rumah warga yang tak berpenghuni, yang jaraknya hanya sekitar 100 meter dari sekolah mereka. Mereka belajar dengan cara duduk lesehan di lantai.
Para siswa harus duduk berdesakan di ruang tamu dan ruang tengah rumah, yang luasnya hanya sekitar 2,5 meter X 2,5 meter. Proses belajar mengajar pun menjadi tidak efektif.
Akibat keterbatasan ruang, guru mengajar di ruang tamu. Sedangkan sebagian siswa duduk di ruang tengah rumah. ''Saya kebagiannya di ruang tengah karena di ruang tamunya sudah penuh. Jadi kalau guru menerangkan, saya tidak kedengeran,'' kata Dini, salah seorang siswa kelas VIII.
Dini pun khawatir kondisi tersebut akan mempengaruhi prestasinya. Apalagi, pada pekan depan, dia dan teman-temannya harus menghadapi ujian tengah semester (UTS).
Empat lokal gedung SMP Islam Nunuk ambruk diterjang banjir luapan Sungai Cisuluheun, Sabtu (27/2), malam. Empat lokal gedung sekolah itu hanya tinggal puing-puing. Sebagian besar material bangunan yang ambruk pun telah hanyut terbawa air.
Kini, di sekolah itu hanya tersisa tiga lokal gedung lainnya. Namun, kondisinya sudah terancam ambruk karena air sungai Cisuluheun kini hanya berjarak sekitar dua meter dari areal sekolah.
Kepala Sekolah SMP Islam Nunuk, Jaja Sujai mengungkapkan, telah melaporkan masalah tersebut kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka. Dia berharap, ada solusi agar para siswanya bisa kembali belajar di gedung sekolah yang aman dan nyaman.
Jaja dan tokoh masyarakat setempat, Mahdi, berharap agar Dinas Pendidikan setempat mengizinkan siswa SMP Islam Nunuk bisa menggunakan gedung Sekolah Dasar (SD) yang ada di Blok Desa. Pasalnya, siswa SD tersebut sudah digabung dengan SD lainnya sehingga sebagian ruangan di SD itu tidak digunakan lagi.