Senin 14 Mar 2016 05:42 WIB

Inilah 3 Prinsip Menjadi Orang Tua yang Menyenangkan

Motivator Jamil Azzaini berbagi kiat menjadi orang tua yang menyenangkan pada seminar parenting yang digelar SMP Bosowa Bina Insani di Bogor, Sabtu (12/3).
Foto: Irwan Kelana/Republika
Motivator Jamil Azzaini berbagi kiat menjadi orang tua yang menyenangkan pada seminar parenting yang digelar SMP Bosowa Bina Insani di Bogor, Sabtu (12/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Motivator Jamil Azzaini berbagi prinsip tentang menjadi orang tua yang menyenangkan. “Ada tiga prinsip menjadi orang tua yang menyenangkan,” kata Jamil Azzaini saat menjadi nara sumber seminar parenting bertema “Mendampingi Anak  Menggunakan Gadget dan Medsos Sebagai Sarana Positif untuk Membangun Karakter yang Islami”.

Seminar tersebut diadakan oleh SMP Bosowa Bina Insani bekerja sama dengan Parents Association Bosowa Bina Insani (PABBI) SMP Bosowa Bina Insani  di Kampus SMP Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/3). Seminar itu juga menampilkan nara sumber Adi D Nugroho PhD, dosen dan spesialis di bidang pendidikan khusus di University of Hawai’l Hilo, Amerika Serikat.

Jamil menjelaskan, prinsip pertama menjadi orang tua yang menyenangkan adalah memiliki family value (nilai-nilai keluarga). “Kalau perusahaan punya yang namanya nilai-nilai perusahaan (corporate value), seharusnya setiap keluarga juga nilai-nilai keluarga,” papar Jamil yang juga direktur Kubik.

Jamil mencontohkan famly value yang diterapkan dalam keluarganya, disingkat ACI. A artinya semua kegiatan harus bersumber pada agama (Islam). C artinya care, customer focus. “Kalau tamu siapa pun yang datang ke rumah, harus dihormati dan dimuliakan,” ujarnya.

Adapun I artinya integritas. “Semua anak harus melakukan apa yang mereka ucapkan. Tidak boleh anggota keluarga mengambil barang yang bukan miliknya. Misalnya buah atau minuman di kulkas. Kalau ingin menikmati makanan yang bukan miliknya, harus seizing pemiliknya,” tutur Jamil.

Prinsip kedua, kata Jamil, memungsikan  rumah sebagai “home”, bukan “house”. “Home artinya rumah sebagai tempat bermain dan berkomunikasi. Sedangkan house artinya rumah hanya sekadar untuk tempat menginap dan laundry,” tegas Jamil.

Prinsip ketiga, Jamil menjelaskan, membudayakan “sense of giving” atau budaya memberi/sedekah. “Sedekah dalam hal ini tidak hanya uang atau materi, tapi juga bisa tenaga, waktu dan lain-lain. Sedekah waktu misalnya memberikan kesempatan dan mau mendengarkan  anak untuk berbicara,” papar Jamil Azzaini.

Seminar parenting tersebut dihadiri Direktur Pendidikan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Sudirman dan para manajer di lingkungan SBBI, pengurus PABBI SMP Bosowa Bina Insani, dan para orang tua siswa SMP Bosowa Bina Insani.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement