REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --- Kuota mahasiswa jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) bisa berkurang di tahun depan.
"Kalau hasil Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) turun, kuota SNMPTN akan semakin dikurangi, begitu juga sebaliknya," ujar Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir kepada wartawan, Yogyakarta, Selasa (15/3).
Nasir mengungkapkan, alasan pengurangan ini dilakukan karena Indonesia ingin menelurkan bibit-bibit bangsa yang bermoral. Dengan kata lain, bukan untuk mendapatkan bibit negara yang selalu melakukan kecurangan.
Jika IIUN tidak dijadikan salah satu landasan penerimaan SNMPTN, kata Nasir, ini akan berbahaya bagi masa depan bangsa. Untuk itu, negara mencoba menjaga betul integritas bangsa ini melalui hasil IIUN yang dijadikan salah satu landasan kuota penerimaan mahasiswa melalui jalur SNMPTN.
Kuota SNMPTN tahun ini sebanyak 40 persen. Sementara tahun lalu kuotanya sekitar 50 persen.
Nasir juga mengakui terdapat beberapa rektor yang menilai jalur Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) lebih baik diperbanyak kuotanya daripada SNMPTN. Menurut Nasir, seleksi melalui SBMPTN memang nilai kejujurannya lebih tinggi. "Kalau nilai IIUN semakin rendah, kuota di SBMPTN bisa kita perbanyak," jelas Mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro (Undip) ini.
Kuota seleksi penerimaan mahasiswa baru sebanyak 4:3:3. Dengan kata lain, SNMPTN sebanyak 40 persen, SBMPTN 30 persen, dan ujian mandiri sebesar 30 persen.
Nasir juga menambahkan, nilai rapor merupakan salah satu persyaratan pendaftaran SNMPTN. Namun dia tidak memungkiri terkadang terdapat beberapa sekolah yang melakukan permainan nilai rapor. Untuk itu, hasil IIUN menjadi hal penting untuk menjadi dasar penetapan kuota SNMPTN.