REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO -- Bagi orang yang menyukai kegiatan menulis, tugas ini tentu menjadi hal yang menyenangkan baginya. Namun bagi siswa apalagi yang berada di bangku kelas dua, kegiatan ini bisa saja menjadi ha yang membosankan dan menyulitkan.
Guru Kelas II Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kalipang I Blitar, Jawa Timur, Sri Hartiana mencoba mencari metode khusus agar siswa antusias dalam menulis cerita. Dalam buku 'Praktik yang Baik Pembelajaran di SD/MI' karya USAID Prioritas menceritakan bagaimana guru yang biasa disapa Ana ini mempraktekkan metode khususnya itu.
Ana mengaku rajin sekali membuat buku besar untuk digunakan saat pembelajaran di kelas. Metode ini diterapkan saat mengajar Bahasa Indonesia tentang “Kegemaranku”.
Dari topik pembelajaran itu, Ana pun membuat buku besar ihwal binatang peliharaan Tata bernama Si Belang, seekor kucing yang manis. Tokoh yang diceritakan itu, yakni Tata memiliki hobi memelihara binatang. Bahkan, jumlah peliharaannya tidak hanya satu.
Pada saat pembelajaran, guru berhijab ini sengaja mengumpulkan siswanya di tengah-tengah kelas sambil duduk di lantai. Di sinilah kegiatan yang dimaksud akan dilakukan Ana bersama siswanya. Ana membaca setiap lembar buku besar bersama-sama dan bergantian antara dia dan siswa.
Anak-anak terlihat sangat serius dan antusias mendengarkan setiap lembar buku besar yang dibaca. Mereka juga ikut menirukan intonasi dan ekspresi sang guru.
“Siapa yang tahu, apa makanan kesukaan Si Belang?” tanya Ana kepada siswanya di sela-sela kegiatan membacanya. Seketika anak-anak didiknya pun langsung mengacungkan tangannya. Tanpa ragu mereka mengungkapkan jawaban satu per satu meski jawabannya berbeda.
Walaupun belum usai dibacakan, Ana mengaku sengaja mengajukan pertanyaan tersebut. Menurut dia, ini demi melatih siswa untuk berani mengungkapkan jawaban prediksinya sesuai pengalaman mereka.
Kegiatan membaca cerita pun selesai. Selanjutnya Ana meminta salah satu siswanya untuk membaca buku besar bersama teman-temannya. Pada halaman terakhir tertera pertanyaan hewan seperti apa yang disukai para siswanya. Atas hal itu, siswa diminta berpasangan dan menyebutkan binatang peliharaan yang mereka sukai.
Kegiatan tersebut sangat menyenangkan bagi guru maupun siswa. Semua anak tampak lancar menceritakan binantang apa saja yang mereka sukai. Jawabannya pun bermacam-macam, seperti ayam, ikan, anjing, kura-kura, kambing, kelinci dan sebagainya.
Setelah kegiatan berpasangan selesai, Ana kemudian meminta seorang siswanya untuk maju di depan anak-anak lainnya. Siswa ini diminta untuk menceritakan kembali isi buku besar yang sebelumnya diceritakan bersama-sama. Di sini, siswa tersebut menceritakan kembalinya dengan menggunakan kata-kata sendiri. Kemudian semua siswa pun diminta untuk menceritakan kembali isi cerita buku tersebut dengan pasangannya.
Selanjutnya, Ana meminta siswa untuk duduk kembali di kursi masing-masing. Kemudia Ana mulai membagikan lembar kerja kepada anak didiknya. Siswa diberi tugas untuk menceritakan tentang kegemaran atau hobi mereka di lembar kerja tersebut. Mereka pun nampak lancar menulis ceritanya masing karena terinspirasi kegiatan yang dilakukan mereka sebelumnya dengan guru.
Menurut Ana, metode ini dianggap cukup efektif dalam pembelajaran ini. Pasalnya, anak sudah memiliki gambaran jelas tentang tema kegemaran melalui buku besar tersebut. Siswa tidak hanya dapat lancar membaca tapi bisa meningkatkan minat membaca buku juga. “Bahkan bisa menginspirasi siswa untuk membuat cerita baru berdasarkan buku besar yang mereka bacakan sebelumnya,” terang Ana.