REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia telah tertinggal dari negara-negara lain mengenai pengiriman siswa SMA untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri.
Menyadari hal itu, lembaga pendidikan Euro Management menginisiasi diadakannya program sejuta Habibie untuk mendorong semangat sekolah ke luar negeri bagi siswa SMA.
Presiden Direktur sekaligus pendiri Euro Management Bimo Sasongko mengatakan, siswa SMA Indonesia yang bersekolah di luar negeri hanya sekitar 30 ribu orang.
Kondisi itu baginya berbeda jauh jika dibandingkan Malaysia setidaknya mengirim 60 ribu siswa SMA-nya untuk studi di luar negeri.
Ia menyayangkan kondisi itu sebab di era Presiden Sukarno dan Soeharto, pengiriman siswa SMA ke luar negeri lebih gencar dilakukan. Namun, menurutnya, di era pemerintah saat ini, kesadaran mengirim siswa SMA berkuliah di luar negeri terbilang minim.
"Padahal, sejak 30 tahun lalu Indonesia kirim banyak siswa ke luar negeri, termasuk Pak Habibie. Tapi, berhenti pas krisis moneter, ini tugas pemerintah untuk mendorong semuanya," ujarnya kepada wartawan, Sabtu (26/3).
Lewat program Sejuta Habibie, Euro Management akan memberikan beasiswa pendikan bahasa asing gratis bagi seribu siswa SMA di Jabodetabek.
Pilihan bahasanya pun beragam, mulai dari bahasa Inggris, Jerman, Prancis, atau Jepang. Nantinya, para siswa mampu menikmati kelas bahasa gratis selama dua semester. Selama program itu, para siswa akan memperoleh konsultasi supaya mampu memperoleh beasiswa studi luar negeri.
"Program ini yang pertama digerakkan dan akan terus dilakukan setiap tahun. Setelah selesai program mereka diharapkan tertarik dan mempunyai skill bahasa untuk sekolah ke luar negeri," ujarnya.