REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pendidikan Madrasah Kemenag Nur Kholis Setiawan mengatakan tahun ini sebanyak 89 Madrasah Aliyah Negeri mengikuti UN berbasis komputer. Sebelumnya hanya empat madarsah yang menggunakan komputer untuk ujian nasional.
"Jika kita melihat pengalaman tahun lalu sebagai uji coba telah mengalami peningkatan, sebelumnya hanya empat madrasah yang menggunakan komputer diantaranya Gorontalo, Jambi, Serpong dan Bangil," ujar dia kepada Republika.co.id, Selasa (29/3).
Nur Kholis mengapresiasi karena bertambahnya madrasah yang menggunakan komputer, meskipun tidak masif. Ujian Nasional berbasis komputer merupakan sebuah indikator bahwa madrasah memiliki integritas yang tinggi.
Panitia UN baik dari Kemendikbud dan Kemenag berkali-kali menjelaskan kebijakan penggunaan komputer ini bukan berarti untuk pengadaan proyek besar-besaran. Kebijakan ini bertujuan utama untuk memudahkan melihat indeks integritas satuan pendidikan.
Dengan penggunaan komputer akan mempersulit untuk berbuat curang dibandingkan dengan pola lainnya. "Penggunaan komputer ini bermaksud untuk pembenahan agar integritas dan kejujuran memudaya di kalangan peserta didik," ujar dia.
Meski demikian, pihaknya tidak mewajibkan seluruh madrasah menggunakan komputer. Kedepannya madrasah secara bertahap menggunakan komputer, menurutnya tidak arif jika harus mewajibkannya. Biasanya pihak madrasah yang mengajukan diri untuk menggunakan komputer, karena mereka yang paling mengerti kondisi madrasahnya termasuk jumlah siswa dan kebutuhan komputernya. Puspendik sebagai penanggung jawab untuk memvalidasi madrasah yang layak untuk pelaksanaan UN berbasis komputer, pengendalian mutu berada di tangan Kemendikbud.