REPUBLIKA.CO.ID,BANDARLAMPUNG -- Mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya Provinsi Lampung Adi Sutrisno mengaplikasikan kemampuan teknologi dengan menciptakan perangkat lunak pendeteksi dan perhitungan jumlah sel darah merah.
Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika IBI Darmajaya ini menjelaskan bahwa ia menggunakan metode segmentasi citra (gambar foto) dan canny dalam mendeteksi serta menghitung jumlah sel darah merah baik yang normal maupun abnormal. Aplikasi ini dibuat berdasarkan penelitiannya di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung.
Adi menyatakan, sebelum menggunakan aplikasi, pengguna terlebih dahulu mengambil foto sampel citra sel darah merah dari mikroskop perbesaran 1.000 kali. Kemudian, foto tersebut dimasukkan ke dalam perangkat lunak (software) dengan format jpg dan ukuran 448 x 336 piksel. Software itu nantinya akan memproses citra sel darah merah dan menampilkan citra hasil segmentasi, jumlah piksel citra yang diinputkan dan keterangan tentang sampel menunjukkan keadaan kekurangan atau kelebihan sel darah berdasarkan acuan.
Sel darah merah (eritrosit) merupakan salah satu sel darah dengan jumlah paling banyak dibandingkan dengan sel darah lainnya dan mengandung haemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke semua sel di seluruh tubuh. Informasi adanya suatu penyakit dapat diketahui dari jumlah sel darah. Kelebihan sel darah merah disebut polisitemia, sedangkan kekurangan sel darah merah disebut anemia.
Ia mengungkapkan, untuk pemeriksaan darah secara lengkap, pihak medis biasanya menggunakan mesin hitung namun mesin tersebut memiliki keterbatasan ketika terdapat sel yang abnormal. Selain itu, pemeriksaan juga dapat dilakukan secara mikroskopik yang akan memberikan informasi mengenai sel darah merah abnormal dan variasi bentuk eritrosit. Namun perhitungan secara manual ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Diharapkan aplikasi ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak atau instansi kesehatan, karena selain mengefisiensikan waktu pengecekan sel darah merah normal dan abnormal, aplikasi ini juga memperkecil kesalahan diagnosa oleh manusia," ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset IBI Darmajaya Dr RZ Abdul Aziz ST MT mengapresiasi dan mendukung para mahasiswa untuk aktif melakukan penelitian. Menurutnya, penelitian menjadi salah satu indikator pemahaman mahasiswa terhadap ilmu yang diperolehnya dari proses perkuliahan.
"IBI Darmajaya juga membuka ruang bagi instansi pemerintah, swasta, dan industri bisnis apabila ingin mengembangkan hasil penelitian mahasiswa dan dosen IBI Darmajaya, sehingga manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat," katanya.
Baca juga: IPB Kembangkan Jamu Antiflu Burung