REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Para penyelenggara sekolah Islam tingkat menengah pertama dan atas dari Indonesia serta mancanegara akan bertemu dalam kegiatan bertajuk ‘1st International Conference on Islamic Education’. Konferensi yang berlangsung di Kota Solo, Jawa Tengah, pada 10-12 Oktober 2016 mendatang, diharapkan dapat memperkuat sinergi antarsekolah Islam di dunia.
Sebanyak 300 peserta, baik perorangan dan lembaga, dari 20 negara diharapkan hadir dalam konferensi tersebut. Kegiatan digelar oleh Aliansi Sekolah Islam Internasional (International Islamic School Alliance-Ittisha) yang diprakarsai tiga lembaga pendidikan Islam. Antara lain Yayasan Lembaga Pendidikan al Firdaus (Solo), Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam (Sukoharjo), dan Institut Prive Alif (Toulouse, Prancis).
Ketika bersilaturahim ke kantor Harian Republika Perwakilan DIY-Jateng, Jatim, Jumat (1/4), Kepala Bagian Humas, Penelitian, Pengembangan, dan Kerja Sama Ponpes Modern Islam Assalaam, Asa Zain Muttaqin, menjelaskan ini merupakan agenda pertama dari Itthisa sejak terbentuk pada Oktober tahun lalu. “Kita ingin menggalang kerja sama dan menyamakan visi penyelenggaraan sekolah Islam,” ujarnya.
Nantinya, papar dia, para peserta konferensi akan merumuskan berbagai program untuk memperkuat hubungan antarsekolah Islam. Misalnya terkait kegiatan kompetisi pendidikan, pertukaran guru dan siswa, studi banding, dan lainnya.
Mengusung tema, ‘The Improvement of Islamic Education Quality Through the Inovation and Technology Reinforcement’, konferensi akan menghadirkan sejumlah pembicara dari dalam dan luar negeri. Sementara itu, Presiden ketiga RI, BJ Habibie, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan juga dijadwalkan hadir.