REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Empat sekolah di Surabaya masih melakukan sinkronisasi atau pengunduhan soal, token, dan data siswa dari server pusat untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hingga H-1 pelaksanaan ujian itu.
Koordinator Posko UNBK Surabaya Pusat, Harun Al Rasyid, di Surabaya, Ahad (3/4), mengatakan empat sekolah yang masih melakukan sinkronisasi yaitu SMAN 20 Surabaya, SMK Perdana, SMK Saripraja, dan SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.
"Hal itu karena mereka mengajukan permohonan perubahan atau melakukan sinkronisasi ulang, karena masih ada kendala disana, meski jadwal sinkronisasi sudah diberikan waktu tiga hari untuk melakukannya," katanya.
Ia mengatakan sinkronisasi beberapa sekolah diklasifikasi menjadi tiga jenis, yaitu bagi server yang belum sinkron sama sekali pada tanggal 31 sampai 2 April 2016, maka akses ke pusat masih terbuka untuk sinkronisasi.
Selanjutnya, bagi server yang sudah pernah sinkron, akses ke pusat akan ditutup dan untuk membukanya perlu mengajukan permohonan terlebih dahulu jika masih ada kendala pada server lokalnya.
Terakhir, sekolah yang mengajukan perubahan data siswa, sesi atau ruangan ujian, akan mencantumkan permohonan dulu sebelum melakukan sinkronisasi.
"Dari tiga jenis tersebut, SMAN 20 Surabaya dan SMK Perdana masuk kategori kedua, mereka sudah melakukan sinkronisasi sesuai jadwal, tetapi karena kendala teknis, seperti windows yang digunakan bermasalah, maka kedua sekolah ini mengajukan permohonan untuk mengaktifkan kembali servernya dan melakukan sinkonisasi ulang," kata dia.
Untuk SMK Saripraja masuk kategori pertama, karena sekolah baru melakukan sinkronisasi untuk server utama pada tiga hari yang ditentukan. Mereka tanpa laporan sudah bisa sinkronisasi, karena memang server cadangannya belum sinkron.
"Untuk SMA Muhammadiyah 2 Surabaya juga belum sempat melakukan sinkronisasi, namun mereka menunda sinkronisasi karena menunggu perubahan data ruangan ujian," tuturnya.
Proktor SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, Muhammad Yuqi menuturkan sekolahnya telah mengajukan perubahan data ruangan ujian karena mereka menggunakan enam ruangan dengan satu server, sedangkan data dari pusat tercatat mereka menggunakan lima ruang.
"Hal ini berpengaruh ke presensi, harusnya satu kelas kami isi 20 anak, jika datanya salah bisa tercatat satu kelas berisi 25 anak, sehingga sekolahnya menunggu pembaruan data terproses. Meskipun jadwal sinkronisasi keluar pada Sabtu (2/4), kami memutuskan melakukan sinkronisasi pada Minggu (3/4)," terangnya.
Ia menambahkan hal yang menghawatirkan dalam UNBK kali ini bukan proses sinkronisasi, namun saat Serial Number (SN) pada server hilang. Jika hilang, maka server tidak akan aktif, sehingga tidak bisa rilis token dan tidak dapat mengeluarkan soal ujian.