REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengklaim pelaksanaan Ujian Nasional (UN) selama dua hari ini berjalan lancar. Para peserta UN merasa lebih santai tapi bukan berarti mengurangi keseriusan anak dalam melaksanakan UN.
Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Zainal Arifin Hasibuan juga menyatakan hal serupa. “Tadinya UN sangat sakral dan sekarang nampak desakralisasi,” kata Zainal saat Konferensi Pers (Konpers) tentang review pelaksanaan UN hari kedua di Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senayan, Jakarta, Selasa (5/4).
Zainal juga tidak menampik terdapat informasi adanya gangguan selama UN. Salah satu di antaranya adalah kebocoran kunci jawaban UN di beberapa sekolah. “Tapi nampaknya semakin lama bocoran kunci jawaban semakin tidak menarik lagi,” ujar Zainal.
Menurut Zainal, sejumlah siswa mengaku masih menerima tawaran bocoran jawaban hingga kini. Harganya pun tidak tanggung-tanggung, yakni bisa mencapai Rp 170 ribu per mata pelajaran setiap anaknya. Namun sayangnya para peserta UN tidak terlalu tertarik atas tawaran tersebut.
Pada kesempatan sama, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik), Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Nizam juga mengutarakan bahwa kelancaran UN hingga saat ini cukup sangat signifikan.
Pengaduan yang diterima Kemendikbud melalui posko di wilayah juga relatif kecil. “Bahkan hari ini tidak ada sama sekali kalau diukurnya dari seberapa banyak telepon berdering,” ungkap Alumnus Universitas Gajah Mada ini.
Nizam menjelaskan informasi tentang pelaksanaan UN di Papua yang biasanya sering mengalami gangguan. Untuk saat ini, kata dia, tim setempat melaporkan penyelenggaraan UN di sana lancar. Penyelenggaraan UN di luar negeri pun mengalami hal yang sama.