Selasa 05 Apr 2016 19:36 WIB

Pembocor Soal UN akan Ditindak

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Achmad Syalaby
Siswa penyandang disabilitas netra membaca soal dalam bentuk braille di samping pendampingnya saat mengikuti ujian nasional (UN) di SLBA Yapti Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (4/4).  (Antara/Yusran Uccang)
Foto: Antara/Yusran Uccang
Siswa penyandang disabilitas netra membaca soal dalam bentuk braille di samping pendampingnya saat mengikuti ujian nasional (UN) di SLBA Yapti Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (4/4). (Antara/Yusran Uccang)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta peserta Ujian Nasional (UN) untuk tidak tergoda akan jalan pintas yang tidak ‘sehat’. 

Jika ini bisa diterapkan dengan baik, tujuan Kemendikbud untuk melahirkan generasi pemenang dapat terwujud. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno menyatakan, pihaknya tidak segan-segan untuk menindak para penawar kunci jawaban UN. 

“Oknum yang membocorkan tentu akan ditindak,” ujar Totok saat Konferensi Pers (Konpers) tentang review pelaksanaan UN hari kedua di Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senayan, Jakarta, Selasa (5/4). (Baca: Siswa SMAN 1 Bogor Akui Ada Broadcast Tawaran Soal UN).

Atas kondisi tersebut, Kemendikbud mengklaim telah menurunkan tim untuk memantau pelaksanaan UN secara lansgung. Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendikbud sudah diajak kerja sama untuk menindaklanjuti laporan-laporan yang ada di lapangan.

Diberitakan sebelumnya, Hari pertama pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMA pada Senin (4/4) diwarnai dengan berbagai temuan. Di Medan, Ombudsman Perwakilan Sumatra Utara menemukan kertas yang diduga kunci jawaban dari seorang siswa.

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumatra Utara Abyadi Siregar mengatakan, kertas yang diduga kunci jawaban itu ditemukan dari siswa yang sedang ujian di ruang 17, SMA Negeri 2 Medan. Penemuan ini pun disaksikan pihak sekolah.

"Kita lihat dari luar, dia (siswa—Red) lagi ngeluarin dompet dan terlihat kertas itu. Setelah itu, kita minta pengawas ruangan buat menyita kertas dari dia," kata Abyadi. Ia menjelaskan, kertas itu berisi angka, huruf-huruf, serta beberapa pertanyaan. 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement