REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menilai laporan pelanggaran Ujian Nasional (UN) 2016 dibanding tahun kemarin memang terbilang menurun drastis. Meski begitu, FSGI mengaku masih menemukan pelanggaran Prosedur Operasi Standar (POS) UN. “Sepertinya masih ada kecurangan sistemik dan POS UN yang dilanggar,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) FSGI, Retno Listyarti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/4).
Hal ini berdasarkan laporan posko dari Lampung, Pontianak, Medan, Jakarta, Surabaya, dan Cikampek. Retno menyebutkan, kecurangan sistemik ini terjadi saat terdapat para guru memasuki ruang ujian atas perintah Kepala Sekolah (Kepsek). Kemudian mereka membantu para siswa mengerjakan soal UNBK di Lampung.
Dia juga menambahkan, sindikat jual beli kunci jawaban UN masih terus terjadi hingga kini. Hal ini ditemukan FSGI di kalangan siswa SMK di Pontianak dan Cikampek.
Pada UN Berbasis Kompetensi (UNBKI), kata Retno, listrik padam juga dialami pada sesi kedua di SMA Gema 45 dan SMA Kartika 4 Kota Surabaya. Kondisi ini terjadi akibat Dinas Pertamanan memotong pohon dan mengakibatkan salah satu kabel listrik di daerah itu putus.
“SMA Kartika 4 sudah siap genset sedangkan SMA Gema 45 tidak. Namun karena PLN (Perusahaan Listrik Negara—PLN) bertindak cepat dan dalam waktu sekitar 15 menit listrik sudah menyala kembali,” tambah Retno.
Tak hanya masalah tersebut, Retno mengatakan, terdapat konvoi para siswa SMA di Kota Medan. Mereka konvoi dengan kendaraan roda empat dan dua seusai mengikuti UN.