REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengklaim pengaduan Ujian Nasional (UN) 2016 menurun drastis. Namun ini bukan berarti tidak ada sama sekali masalah yang terjadi selama penyelenggaraan UN.
“Zero problem? Belum, tapi me-manage problem solved, alhamdulillah,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan saat Konferensi Pers (Konpers) review pelaksanaan UN 2016 di tingkat SMA/sederajat di Gedung A, Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Kamis (7/4).
Dia mengklaim pelaksanaan UN kali ini hampir sempurna. Mantan Rektor Universitas Paramadina ini menerangkan, jumlah pengaduan yang diterima Kemendikbud pada UN Berbasis Komputer (UNBK) maupun UNKP menurun dibanding tahun lalu. Pada 2014 terdapat 587 pengaduan, 365 di 2015 dan 187 pengaduan pada 2016. Ke depan diharapkan bisa menjadi nol pengaduan.
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Dadang Sudiyarto menjelaskan, tahun ini hanya 16 pengaduan isu kecurangan pada pelaksanaan UN Kertas Pensil (UNKP) 2016. Pengaduan pungutan UN hanya ada 2 buah dan 16 isu kunci jawaban. Sementara isu kebocoran menurun drastis dari 29 buah menjadi 6 buah pada tahun ini.
Kemudian pengaduan permasalahan Lembar Jawaban UN (LJUN), tertukarnya soal UN dan variasi paket soal UN hanya dua buah pada masing-masing masalah tersebut. Sementara pengaduan kekurangan naskah soal hanya delapan buah. Secara total pengaduan masalah UNKP 2016 sebanyak 54 buah.