Kamis 07 Apr 2016 20:07 WIB

Mendikbud: Bocoran Kunci Jawaban Hanya Kombinasi Alfabet

Rep: wilda fizriyani/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan (kedua kanan) berbincang dengan salah satu peserta Ujian Nasional (UN) kesetaraan Paket C saat meninjau pelaksanaannya di SMA Al-Muhajirin, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/4).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan (kedua kanan) berbincang dengan salah satu peserta Ujian Nasional (UN) kesetaraan Paket C saat meninjau pelaksanaannya di SMA Al-Muhajirin, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengklaim isu kebocoran yang beredar selama ini bukanlah  kunci jawaban. Kunci jawaban yang beredar selama ini hanya kombinasi alfabet yangd dicoba untuk diperjualbelikan oleh suatu oknum.

“Karena itu kita harus hati-hati,” kata Anies saat Konferensi Pers (Konpers) peninjauan pelaksanaan UN 2016 di tingkat SMA/sederajat di Gedung A, Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senayan, Jakarta, Kamis (7/4).

Lagipula, menurutnya, kunci jawaban ini kemungkinan besar kebenarannya hanya 20 persen. Anies menilai hal yang selama ini beredar juga tidak memiliki dampak kuat bagi peserta UN. Mereka tidak tertarik dan langsung percaya dengan informasi tidak jelas tersebut.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan (Kapuspendik, Balitbang), Kemendikbud, Nizam juga menegaskan kunci jawaban yang beredar atau bocoran yang selama ini didapatkan belum tentu benar semua. Hal ini berarti belum tentu menguntungkan bagi para peserta UN. Apalagi, dia melanjutkan, saat ini indeks integritas menjadi hal yang sangat ditentukan dibandingkan hasil UN.

Dengan adanya gangguan kebocoran ini, Nizam menyatakan, Kemendikbud akan berupaya memperbaiki ke depannya. Segala upaya dan koordinasi akan diusahakan agar tahun depan tidak ada lagi gangguan ini.

Namun hal yang terpenting, kata Nizam, Kemendikbud sellau meminta anak-anak tidak tergoda dengan penawaran bocoran UN. “Anak-anak biar lebih khusyuk dan percaya diri, sehingga tidak usah mencari bocoran lagi,” kata Alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) ini.

Baca: Proyek Reklamasi Bikin Perempuan Muara Angke Menjerit

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement