Jumat 08 Apr 2016 16:58 WIB

Satu Sekolah di NTT akan UNBK Susulan

Suasana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
Foto: Dede Lukman Hakim
Suasana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Ujian susulan biasanya diikuti oleh tiap-tiap siswa yang berhalangan ikut ujian nasional (UN) di hari pelaksanaannya. Namun di Kupang ada satu sekolah yang seluruh siswa peserta UN -nya harus mengikuti ujian susulan. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur (NTT) Peter Manuk mengatakan satu sekolah dari 32 sekolah yang mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di provinsi kepulauan itu terpaksa mengikuti ujian susulan karena masalah jaringan internet. "Sekolah itu adalah SMAK Frateran Ndao, di Kota Ende dengan jumlah murid yang akan mengikuti ujian susulan sebanyak 30 siswa," katanya kepada di Kupang, Jumat (8/4).

Hal ini disampaikannya ketika dikonfirmasi terkait pelaksanaan UN baik yang menggunakan kertas maupun ujian dengan sistem komputer. Ia mengatakan, 30 siswa di SMAK Ndao itu nantinya akan mengikuti ujian susulan pada Senin (18/4) mendatang setelah sebelumnya pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT melaporkan hal tersebut ke panitia penyelenggara UNBK.

"Waktu simulasi internetnya berjalan normal saja, namun saat ujian berlangsung tiba-tiba server internetnya tidak berjalan dengan bagus sehingga ujian diberhentikan. Jadi nanti akan kembali ujian pada 18 April," tuturnya.

Selain masalah internet, pemadaman listrik juga masih terjadi di beberapa kota di NTT saat diselenggarakannya UNBK. Seperti di SMA Katolik Giovanni, sejumlah SMA di Kota Atambua Kabupaten Belu, serta beberapa sekolah di NTT. "Tetapi mati lampunya tidak berlangsung lama, hanya berkisar dari 10 sampai dengan 20 menit. Sehingga waktu ujian juga ditambah bagi para peserta. Jadi tidak terlalu bermasalah," tambahnya.

Disamping UNBK yang bermasalah, masalah kekurangan kertas ujian juga terjadi di Sumba. Hal ini membuat pihak panitia UN harus melakukan subsidi soal ujian dari sekolah-sekolah yang memiliki soal ujian yang lebih.

"Ada kekurangan soal, tetapi saat ujian pihak sekolah saling subsidi sehingga kendala itu bisa teratasi," tuturnya.

Sementara itu, terkait masalah kebocoran soal ujian, Peter mengaku tidak terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement