Sabtu 09 Apr 2016 00:47 WIB

Ombudsman Temukan Kendala Teknis di UNBK

Rep: C32/ Red: Achmad Syalaby
 Ilustrasi masalah pada layar komputer yang digunakan untuk ujian nasional berbasis Komputer (UNBK).
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Ilustrasi masalah pada layar komputer yang digunakan untuk ujian nasional berbasis Komputer (UNBK).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Mulai Senin (4/4), Ujian Nasional (UN) 2016 tingkat SMA serentak dilakukan di seluruh daerah. Ombudsman Perwakilan Jawa Barat juga melakukan pemantauan pelaksanaan UN di daerah Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat.

 “Salah satu SMA negeri di daerah Cisaat pertama kalinya menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Dalam pelaksananya berjalan lancar dan tertib,” kata salah satu tim Ombudsman Perwakilan Jawa Barat Noer Adhe Purnama kepada Republika.co.id, Jumat (8/4). 

Meskipun lancar, menurut  Noer, ada beberapa kendala teknis paada hari pertama UNBK seperti ketidakstabilan daya listrik. Hanya saja, kata dia, bisa ditangani dengan penyediaan genset yang juga untuk mengantisipasi hari-hari berikutnya. 

“Pada hari Rabu yang merupakan hari ketiga pelaksanan UNBK, kendala yang ditemui bahwa pada saat mengerjakan secara tiba-tiba ada beberapa klien yang log out dengan sendiri,” jelas Noer. 

Dia mengungkapkan kondisi tersebut sempat membuat panik siswa namun dapat ditangani  dengan baik dengan berkoordinasi bersama proktor dan teknisi. Selain itu, Noer menilai ruang kelas pelaksanaan UNBK kurang kondusif karena banyak komputer client di setiap ruangan hingga 40 siswa setiap ruangan. 

Selain permasalahan di sekolah tersebut, Ombudsman juga menemukan kendala berarti di Kabupaten Sukabumi . “Pada tahap pengumpulan LJK Ujian, di pusat rayon terletak di slah satu SMK daerah Cibadak. Kendalanya letak geografis Kabupaten Sukabumi yang sangat luas dan paling luas se-Jawa dan Bali,” ungkap Noer. 

Menurut dia, kondisi tersebut membuat pengumpulan LJK terhitung sangat lama karna letak dari kabupaten satu dengan kabupaten lain berjarak sangat jauh dan membutuhkan waktu. Seperti di Kecamatan Surade, lanjut Noer, mempunyai jarak tempuh 160 kilometer ke pengumpulan LJK terakhir sehingga menjadi kendala.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement