Senin 11 Apr 2016 11:39 WIB

Pelajar Bekasi UN Susulan Akibat Soal Tertukar

Red: Andi Nur Aminah
Suasana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama di SMAN 20, di Jl Citarum, Kota Bandung, Senin (4/4).
Foto: Dede Lukman Hakim
Suasana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama di SMAN 20, di Jl Citarum, Kota Bandung, Senin (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sebanyak 20 siswa SMK Wirabuana Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat, terpaksa menjalani Ujian Nasional (UN) susulan, Senin (11/4) pagi. Hal ini harus dilakukan akibat lembar soal mereka tertukar pada Senin (4/4) lalu.

"Mereka menjalani UN susulan mata pelajaran Bahasa Indonesia sesuai jadwal pada hari ini di masing-masing sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Rudi Sabarudin di Bekasi, Senin (11/4).

Menurut dia, puluhan siswa di sekolah swasta itu terpaksa menjalani UN susulan akibat kendala teknis lembar soal yang tertukar pada penyelenggaraan UN perdana Senin lalu. "Saat itu amplop lembar soal yang didrop dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat terjadi kesalahan penamaan. Soal yang seharusnya untuk peserta UN SMA, tertukar dengan amplop lembar soal UN SMK," katanya.

Akibatnya, sebanyak 20 siswa SMK Wirabuana terpaksa tidak bisa mengikuti UN hari perdana untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain siswa SMK Wirabuana, dia mengatakan, peserta UN susulan juga berasal dari empat SMK dan empat SMA lainnya di Kota Bekasi. "Totalnya ada 28 siswa SMA/SMK di wilayah Kota Bekasi yang hari ini menjalani Ujian Nasional susulan 2016," katanya.

Menurut dia, ujian tersebut dilaksanakan secara manual menggunakan kertas tulis. Rudi mengatakan, delapan peserta UN lainnya yang ikut susulan dikarenakan sakit saat pelaksanaan UN Bahasa Indonesia hari pertama. "Delapan siswa yang mengikuti UN susulan dipusatkan di SMAN 2, Bekasi Selatan," katanya.

Rudi menambahkan, nantinya hasil UN akan dikirim melalui Kantor Pos ke rumah masing-masing murid untuk menghindari para siswa berkonvoi saat pengumuman hasil UN. Selain itu juga untuk menghindari kerumuman pelajar yang bisa berimbas terhadap tawuran pelajar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement